Suara.com - Seniman Andy Dewantoro kembali menghelat pameran tunggal dari lukisannya. Pameran itu bertajuk Bahasa Ruang dan Waktu.
Bahasa Ruang dan Waktu menunjukkan renungan Andy Dewantoro mengenai perubahan ruang yang terjadi akibat benturan waktu pada perkembangan dunia modern.
Mulai meniti karirnya dengan mengangkat landscape sebagai subject matter, lukisan-lukisan Andy Dewantoro tidak hanya memperlihatkan kecermatan lukisan keindahan alam, namun juga menampilkan tanda-tanda religiositas, yang per definisi tidak bisa dibaca sebagai ungkapan religius berdasarkan suatu agama.
Konteks ini membuat karya-karya Andy Dewantoro—lukisan, hasil fotografi, print, bentukan tiga dimensi menyerupai maket—menampilkan renungan, bukan nyanyian religius.
Baca Juga: Pameran Pangan di Rakernas IV PDIP, Ada Olahan Nanas dari Kediri yang Tak Menimbulkan Limbah
Kemudian, ia pun menjelajahi tema townscape, menampilkan lorong-lorong kota, bangunan, downtown, uptown, jembatan, lampu-lampu jalan, dan sudut-sudut pemukiman suburban. Akan tetapi, kecenderungan ini tidak dapat dilihat melalui diskursus umum.
Karena, tema townscape yang biasanya merupakan upaya menampilkan ruang kota dan kehidupan masyarakat urban tidak tampil. Melihat lukisan-lukisannya dari jarak lebih dekat, bisa ditemukan bangunan-bangunan, jembatan, dan lampu taman sebagai obyek-obyek terbengkalai, tidak digunakan lagi. Dalam karya-karyanya merupakan kawasan-kawasan yang ditinggalkan dan menjadi ghost town.
Andy Dewantoro menemukan bahasa bagi konteks ungkapannya (religiositas), yaitu “ruang dan waktu”. Ruang adalah representasi ruang alam dan lingkup hidup. Waktu adalah representasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada perjalanan waktu.
Keduanya merupakan kekuatan-kekuatan yang tidak selalu berada pada posisi damai, terjadi benturan di antara “kontinuitas” dan “perubahan” pada perjalanan waktu dan kehidupan. Keduanya seperti ingin menunjukkan siapa yang lebih kuat, siapa yang memengaruhi siapa.
“Mungkin, bagi beberapa orang, perjalanan waktu tidak terlihat indah. Terkadang, sesuatu yang sudah ditempa oleh waktu dianggap usang, bahkan rusak. Namun, menurut saya, perjalanan waktu yang sangat cepat dan tidak terlihat meninggalkan jejak memori. Dan melalui karya-karya pada pameran ini, saya berusaha menangkap sensibility dan memori dari perjalanan waktu tersebut,” ujar Andy Dewantoro.
Baca Juga: Resmi Dibuka, Puncak OLX IMX 2023 Dimeriahkan dengan Ragam Kolaborasi Otomotif
Karya-karya pada Bahasa Ruang dan Waktu menunjukkan makna ungkapan Andy Dewantoro bahwa waktu yang berlari cepat di dunia modern membuat ruang pada townscape yang tadinya masih memunculkan dinamika subculture masyarakat urban di downtown dan ekspresi ketenangan masyarakat suburban di uptown, sudah hilang ditelan oleh waktu.
Pameran Bahasa Ruang dan Waktu oleh Andy Dewantoro dibuka mulai tanggal 30 September hinggal tanggal 22 Oktober 2023. Pembukaan akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 September 2023 di Galeri Ruang Dini. Info lebih lanjut dapat diakses melalui Instagram @galeriruangdini.