Dinas Sosial Kabupaten Bandung mengevakuasi Nenek Guritno (70) yang selama ini tinggal sebatang kara di rumah tidak layak huni tanpa adanya listrik ataupun air.
Pihak Dinsos mendatangi kediaman Nenek Guritno di Kompleks Sukamenak Indah, Blok H RT 06 RW 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung dan mendobrak paksa rumah tersebut.
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung, Rahmatullah Mukti Prabowo mengaku terpaksa mendobrak kediaman Nenek Guritno untuk melakukan evakuasi dan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Pihaknya menyebut evakuasi yang dilakukan telah berdasarkan pada kesepakatan dari pihak keluarga. Nantinya, setelah mendapatkan hasil dari RSJ Cisarua, pihaknya akan melakukan langkah selanjutnya.
Baca Juga: Viral Tarif Parkir di Stasiun Cimekar Bandung Bikin Heran, Turunkan Penumpang Bayar Rp2 Ribu
Selain itu, pihaknya juga mengaku akan bertanggung jawab mulai dari pengawasan sampai dengan perkembangan selanjutnya pada Nenek Guritno.
Berkaitan dengan kondisi rumah Nenek Guritno, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kecamatan dan juga lingkungan sekitar.
Sosok Nenek Guritno
Setiap harinya, Nenek Guritno kerap ditemani dengan heningnya suasana malam. Nenek Guritno jauh dari hingar-bingar meskipun bangunan yang ia huni bisa disebut mewah.
Padahal, Nenek Guritno menempati rumah dua lantai di komplek yang bisa dibilang ramai. Namun, keramaian tersebut tak lagi dirasakan oleh Nenek Guritno setelah ia mengalami gangguan mental.
Nenek Guritno sudah menempati rumah mewah tersebut sejak tahun 1985. Dulunya, ia tinggal bersama dengan suami dan anak-anaknya.
Namun, setelah suaminya meninggal dunia, sudah tidak ada lagi warna yang menghiasi kehidupan Nenek Guritno hingga saat ini.
Semuanya berawal saat Nenek Guritno dan mendiang suaminya bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Nenek Guritno dan suaminya bekerja di sana sejak 20 tahun silam.
Sontak, semuanya berubah saat IPTN berubah nama menjadi PT DI. Kondisi Nenek Guritno semakin memburuk setelah mendiang suaminya meninggal dunia. Ekonomi keluarga ini juga semakin terpuruk. Puncaknya, Nenek Guritno harus dibawa berobat ke rumah saki jiwa 10 tahun lalu.
Tidak lama menjalani perawatan, Nenek Guritno kemudian menjalani keseharian di rumahnya kembali. Namun, kondisi tempat tinggalnya sudah tidak seperti dulu. Perlahan ketiga anaknya meninggalkan Nenek Guritno seorang diri setelah menikah dengan pasangannya masing-masing.
Ketua RT setempat, Ade Wahdanil mengungkapkan Nenek Guritno hanya berdiam diri di rumahnya. Meskipun terkadang terlihat sesekali keluar untuk meminta makanan ke warga.
Sejak saat itu, Nenek Guritno hanya ditemani keheningan di rumahnya. Sejak 10 tahun lalu, tempat tinggalnya juga tidak lagi mendapatkan aliran listrik untuk penerangan.
Kondisi rumah Nenek Guritno juga cukup memprihatinkan. Selain tampak banyak pohon rimbun yang menjadikan bangunan rumah tersebut menjadi tertutup, rumah berlantai dua tersebut juga terlihat banyak tertimpa reruntuhan pohon. Bahkan kondisi jendela pun ada yang pecah.
Pada tahun 2020, warga setempat sempat akan membawa Nenek Guritno ke Dinas Sosial. Namun, pihak keluarga menolak.
Dinsos Kabupaten Bandung pun akhirnya membongkar pintu rumah Nenek Guritno. Hal itu dilakukan atas persetujuan dari anaknya yang tinggal di Jakarta.
Mulanya, petugas dari Polsek Margahayu menghubungi anak dari Nenek Guritno untuk meminta persetujuan pemindahannya ke RSJ. Setelah mendapatkan izin, polisi, Satpol PP, pemerintah desa, Dinsos Kabupaten Bandung dan juga warga setempat langsung membongkar pintu kediaman Nenek Guritno.
Saat dibuka, terlihat Nenek Guritno tengah berada di depan pintu dengan mengenakan pakaian berwarna pink. Petugas Dinsos Kabupaten Bandung langsung mengevakuasi Nenek Guritno dan membawanya ke mobil ambulans.
Mirip Kisah Ibu Eny
Kisah Nenek Guritno mengingatkan masyarakat pada kisah Ibu Eny, wanita paruh baya yang sempat viral di awal tahun 2023 lalu. Kisah Ibu Eny dan anaknya, Tiko saat itu juga sempat menyedot perhatian masyarakat.
Keduanya dinarasikan tinggal di sebuah rumah mewah terbengkalai tanpa adanya listrik dan air selama puluhan tahun, mirip dengan kisah Nenek Guritno.
Ibu Eny dan Tiko tinggal di rumah mewah yang berada di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Sang ibu diketahui mengalami depresi sejak ditinggal oleh suaminya pada tahun 2010 lalu. Kondisi tersebut mengakibatkan kondisi rumah mewah dua lantai tersebut terbengkalai.
Saking tidak terurusnya, fasilitas listrik dan air, Ibu Eny harus menadahkan hujan untuk keperluan mandi dan masak.
bu Eny dibawa oleh Dinas Sosial Jakarta Timur karena diduga mengalami gangguan jiwa. Ibu Eny kini dirawat di RS Duren Sawit.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa