Suara.com - KPK melakukan penggeledahan di kediaman dinas Syahrul Yasin Limpo pada Jumat (29/9/2023) dan Menteri Pertanian ini langsung ditetapkan sebagai terduga korupsi setelahnya. Menariknya, ditemukan 12 senjata api saat penggeledahan. Publik pun bertanya bagaimana karier Syahrul Yasin Limpo hingga bisa tersandung kasus ini.
Sebagaimana diketahui, Syahrul Yasin Limpo mulai ramai dibicarakan ketika menjadi bupati. Dalam perjalanan karirnya hingga kini tidak ada jabatan militer ataupun hobi senjata api dan semacamnya dalam sosok Syahrul Yasin Limpo.
Maka dari itu, menelusuri perihal karier Syahrul Yasin Limpo perlu dicermati dengan benar. Ia memulai kariernya dari sebagai PNS pada tahun 1980. Berawal dari lurah, pria kelahiran Makassar itu kemudian naik menjadi camat.
Kariernya berkembang karena dipercaya mengisi berbagai jabatan, seperti Kepala Seksi, Kepala Bagian, Sekretaris Daerah (Sekda) hingga menjadi bupati di Gowa selama dua periode.
Baca Juga: Drama KPK di Kasus Kementerian Pertanian: Masuk Angin atau Pembunuhan Karakter?
Jejak Karier Syahrul Yasin Limpo
Posisi camat ia pegang ketika tahun 1984 selama tiga tahun. Pada tahun 1987, ia menempati jabatan struktural di Kabupaten Gowa higga akhirnya kembali ke Sekwilda Provinsi Sulawesi Selatan.
Di sana, ia juga pernah menempati berbagai jabatan penting seperti Sekwilda Kabupaten Gowa (1991) dan Kepala Biro Humas Setwilda Provinsi Sulawesi Selatan (1993).
Setelah itu, pada tahun 1994, Syahrul Yasin Limpo diangkat menjadi Bupati Gowa dan bertahan selama dua periode hingga tahun 2002.
Setelah itu, kariernya terus menapak dan dipercaya sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan mendampingi Amin Syam dari tahun 2003 hingga 2008.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Eks Jubir KPK Ke Mentan Syahrul Yasin Limpo Agar Terhindar Dari Jerat Korupsi
Setahun setelahnya, Syahrul Yasin Limpo diangkat menjadi Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju untuk masa jabatan 2019 hinggga 2024.
Jejak Politik Syahrul Yasin Limpo
Selama menjalani kariernya di kepemerintahan, ia tercatat pernah masuk di berbagai partai polotik. Mulai dari Golkar hingga PDI-P. Berikut jejak politik Syahrul Yasin Limpo.
Pada tahun 1994, ia tercatat sebagi kader partai Golkar hingga tahun 2007. Setelahnya, ia masuk ke PDI-P dan masuk dalam putaran pilkada langsung Sulawesi Selatan tahun 2007.
Tak lama bertahan di PDI-P, Syahrul Yasin Limpo akhirnya kembali ke partai Golkar sebagai Ketua DPD Sulawesi Selatan tahun 2009.
Setelah itu, ia tercatat masuk ke Partai Nasdem pada tahun 2018 dan menjabat sevagai Ketua DPP hingga sekarang.
Dalam salah satu wawancara di televisi, Syahrul Yasin Limpo mengaku memiliki hobi kuliner hingga off road. Ia mengaku salah satu pecinta Coto Makassar.
Dalam bincang-bincang dengan Ariel Tatum tersebut, Syahrul menerangkan dirinya adalah mantan pembalap motor. Makanya dia tetap menyukai dunia otomotif termasuk off road.
Nama Syahrul Yasin Limpo menjadi sorotan setelah rumah dinasnya digeledah KPK dan penyidik mengamankan uang puluhan miliar dalam berbagai mata uang baik rupiah dan asing juga 12 pucuk senjata api.
Penyidik KPK menerapkan sejumlah pasal untuk kasus korupsi Kementan yang diduga menyeret nama Syahrul Yasin Limpo. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut, mereka menemukan tiga klaster dalam perkara tersebut.
"Informasi yang terakhir dari temen-teman penyidik juga sudah ditetapkan pasal-pasal lain, yaitu pasal dugaan gratifikasi dan juga tindak pidana pencucian uang. Jadi pertanyaan tiga kluster saya kira sudah terjawab ya. Pemerasan dalam jabatan, kemudian gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang," katanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Kasus ini menambah daftar keluarga besar Yasin Limpo yang terjerat dugaan korupsi. Dua adiknya, Dewie Yasin Limpo dan Haris Yasin Limpo sudah lebih dahulu masuk dalam lingkaran korupsi.
Demikian jejak karier Syahrul Yasin Limpo yang terjerat kasus korupsi Kementan hingga rumah dinasnya digeledah.
Kontributor : Rima Suliastini