Suara.com - Dari laut untuk laut. Begitulah kira-kira ungkapan yang sedang digencarkan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk atau DFSI dengan menanam 50 pohon mangrove di Taman Mangrove Jakarta.
Jumlah pohon mangrove tersebut dipilih sebagai CSR sekaligus perayaan usia DFSI yang menginjak setengah abad alias 50 tahun. Selain nantinya puncak acara bakal digelar pada 2 Oktober 2023 dengan acara outing bersama seluruh karyawan yang totalnya mencapai 500 orang.
Apalagi Direktur Utama PT DSFI Tbk, Ewijaya mengatakan saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi cuaca yang tidak bersahabat mulai dari panas ekstrem, polusi udara hingga angin laut tidak bersahabat yang menganggu nelayan saat menangkap ikan.
"Karena kan memang kita di seafood industri, sangat terkait erat dengan laut Indonesia, karena memang sumber material (ikan) kita bersumber dari laut Indonesia. Jadi inilah saatnya memberikan sentuhan berbagi dalam rangka CSR kita, melakukan pelestarian lingkungan," ujar Ewijaya ditemui suara.com, Taman Mangrove, PIK, Jakarta Utara, Sabtu (30/9/2023).
Baca Juga: Kolaborasi dengan Mahasiswa IPB, BRI Tanam Bibit Mangrove di Pulau Tidung
Tidak kurang dari 25 karyawan DFSI yang terlibat dalam penanaman 50 pohon mangrove tersebut. Kata Ewijaya, kegiatan ini juga digelar sebagai ajang edukasi kepada para karyawan. Selain pihaknya juga tetap mengadakan kegiatan kompetisi olahraga untuk meningkatkan kebugaran, produktivitas termasuk juga mempererat kebersamaan dan kerjasama antara karyawan.
"Jadi kita sudah dimulai dengan diadakannya berbagai kompetisi olahraga bagi karyawan DFSI, antara lain kompetisi bulu tangkis dan mini soccer," ungkap pimpinan perusahaan yang menaungi lebih dari dari 50 brand seafood ini.
Di perayaan tersebut Ewijaya juga mengatakan potensi laut Indonesia sangat besar untuk dijadikan sebagai komoditas ekspor. Apalagi dengan meningkatnya sumber daya alam Indonesia yang bisa dimanfaatkan, maka akan semakin sejahtera juga pihak-pihak yang ikut terlibat.
Beberapa pihak yang terlibat yakni nelayan hingga pedagang ikan, yang hasil tangkapan berkualtasnya bisa dijual hingga mancanegara. Apalagi kata Ewijaya, pantai selatan Indonesia khususnya di pesisir Jawa dan pesisir pantai Timur Indonesia punya potensi ikan yang luar biasa.
"Ikan tuna kita itu termasuk salah satunya yang terbaik di dunia. Produk kita banyak dibeli di pasar Amerika Serikat," jelas Ewijaya.
Baca Juga: BRI Kembali Tanam Bibit Mangrove di Pulau Tidung, Total 10.500 Bibit di 2023
Sehingga dengan adanya potensi yang luar biasa ini, meskipun dirinya berkiprah di bidang eksportir makanan laut Indonesia, Ewijaya mengingatkan harus bangga dengan produk dalam negeri termasuk ikan. Kata dia, daripada daging sapi, protein pada ikan lebih menyehatkan.
"Contohnya di kita banyak ikan kembung, nah kandungan gizi omega 3 nya itu lebih tinggi loh dari ikan salmon, tapi banyak orang lebih bangga memakan salmon, karena belum teredukasinya masyarakat Indonesia. Jadi ikan kembung itu yang harganya murah bisa kok bantu atasi masalah krisis pangan," pungkas Ewijaya.
Perlu diketahui, DSFI termasuk dalam Aanggota Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handling Indonesia (AP2HI) untuk menjalankan fish improvement program untuk Spesies ikan Tuna di Indonesia, serta sebagai anggota Asosiasi Demersal Indonesia (ADI) untuk menjalankan fish improvement program untuk spesies ikan kakap merah di Indonesia, tujuannya agar bisnis seafood bisa lebih berkelanjutan atau sustainable di masa depan.