Panji Petualangan Jarang Salat Hingga Disebut Murtad Gegara Keluar Masuk Hutan, Buya Yahya Pernah Bilang Begini

Senin, 25 September 2023 | 11:22 WIB
Panji Petualangan Jarang Salat Hingga Disebut Murtad Gegara Keluar Masuk Hutan, Buya Yahya Pernah Bilang Begini
Panji Petualang saat ditemui di kawasan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan. [Suara.com/Tiara Rosana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Waktu maghrib bermula saat terbenamnya seluruh matahari di dataran yang bebas, bisa dilihat di laut. Kalau terbenam akan ada mega merah di ufuk Barat. Kalau sudah hilang mega merah semuanya, maka berakhir waktu maghrib,” jelas Buya Yahya.

Ketika cahaya merah di Barat telah sepenuhnya hilang, berarti waktu maghrib selesai. Hal ini juga menjadi tanda kalau waktu isya telah masuk. Waktu isya ini panjang hingga fajar tiba. Artinya, waktu isya muncul hingga adanya cahaya matahari muncul di timur. Itu menjadi tanda waktu subuh telah tiba.

“Permulaan waktu isya adalah setelah sirnanya mega merah di ufuk Barat. Akhirnya waktu isya ini terbitnya fajar shadiq yaitu terangnya tidak merata itu hanya sebentar baru muncul terang di seluruh penjuru. Kalau sudah kelihatan fajar shadiq, masuk waktu subuh. Akhirnya sampai matahari kelihatan, itu sudah keluar waktu subuh,” pungkasnya.

Terkait masalah Panji Petualang sendiri, usai dirinya tidak pernah salat itu, ia mengalami sakit di bagian dada ketika mendengar azan. Panji Petualang menuturkan, hal ini menjadi pertanda dan hidayah dari Allah untuk mengingatkannya salat. Setelah dirinya salat, rasa sakit di bagian dadanya itu menjadi hilang.

"Jadi dengar adzan panas di dada itu bukan panas badan, tapi dada saya panas, peringatan untuk salat," ucap Panji Petualang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI