Suara.com - Nama Irwan Mussry kini mungkin dikenal sebagai salah satu seorang pengusaha kaya raya sekaligus suami dari Maia Estianty. Tapi tidak banyak yang membahas mengenai silsilah Irwan Mussry, termasuk sosok ayahnya, Charles Mussry.
Padahal nama Charles Mussry punya peran signifikan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Nama Charles Mussry seringkali dilekatkan sebagai sosok tokoh Yahudi yang terlupakan.
Untuk tahu lebih dalam tentang profil Charles Mussry, berikut ini suara.com rangkum dari berbagai sumber.
Latar Belakang Kehidupan
Charles Mussry lahir dari keluarga Jacob Mussry, seorang Yahudi Baghdadi yang berasal dari Irak, dan Toba Solomon Kattan. Keduanya bertemu dan menikah di Aceh, lalu pindah ke Surabaya pada awal abad ke-20.
Pada saat itu, Surabaya menjadi kota yang menarik bagi komunitas Yahudi, baik keturunan Eropa maupun Timur Tengah. Orang-orang Yahudi di Surabaya menikmati fasilitas yang sejajar dengan penduduk Eropa, seperti memiliki akses untuk membeli mobil, berkuda ke pedesaan, dan memiliki beberapa asisten rumah tangga.
Charles Mussry dikenal sebagai pengusaha Yahudi yang sukses dan kaya raya di Surabaya. Ia memiliki bengkel mobil dan rumah sakit di Jalan Simpang (sekarang Jalan Pemuda) Surabaya.
Kekayaannya juga terbentang hingga Jawa Timur dengan beberapa bangunan villa di Tretes, Pasuruan. Namun, keberhasilan bisnisnya tidak menghalanginya untuk terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Peran dalam Pertempuran Surabaya
Baca Juga: Biodata Profil Niken Salindry, Sosok Sinden Cilik Bersuara Emas
Pada tanggal 10 November 1945, ketika terjadi pertempuran sengit di Surabaya, Charles Mussry turut serta dalam barisan laskar-laskar rakyat untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia. Ia membantu menyediakan logistik, memasok dapur umum, dan berkontribusi dalam pengadaan senjata. Dengan jaringan dan akses yang luas sebagai seorang pengusaha, ia menjadi sosok yang kuat dalam mendukung perjuangan rakyat Surabaya.
Charles Mussry dikenal dekat dengan Presiden Soekarno, yang menunjukkan pengaruhnya dalam perjuangan kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan Charles Mussry tidak hanya sebatas bantuan logistik, tetapi juga membentuk hubungan yang erat dengan tokoh-tokoh penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Identitas Keagamaan
Pada akhir 1950-an, keluarga Charles Mussry mendapatkan Kartu Tanda Penduduk. Meskipun awalnya mereka mengisi kolom agama dengan "Yahudi," pada saat memperpanjang kartu, mereka diminta untuk memilih salah satu dari lima agama resmi yang ada pada waktu itu. Saudara Charles, David Mussry, memilih agama Hindu, menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi yang mendalam dalam menjalani kehidupan di Indonesia.
Charles Mussry meninggal dan dimakamkan di Surabaya, di Pemakaman Ereveld Kembang Kuning yang dikelola oleh Yayasan Pemakaman Korban Perang Oorlog Graven Stichting (OGS). Batu nisan makam Charles Mussry terukir dengan aksara Ibrani. Charles Mussry, yang lahir pada 9 Oktober 1919 dan meninggal pada 23 Agustus 1971, adalah salah satu contoh nyata dari individu Yahudi yang memilih untuk berjuang bersama Indonesia dalam perjalanan menuju kemerdekaan.