Suara.com - Sampah masih menjadi masalah di banyak daerah di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, dari 35 juta ton timbulan sampah di tahun 2022, 40,6% sampah didominasi oleh sisa makanan sedangkan 17,9% lainnya merupakan sampah plastik.
Untuk mengurangi sampah, para pemuda Karang Taruna Desa Sukobubuk Pati dan lebih dari 20 bank sampah Pati, Jawa Tengah melakukan pengelolaan limbah sampah organik maupun an-organik. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Garudafood sejak tahun 2021.
Salah satu cara yang mereka lakukan ialah dengan menggunakan metode bio-konversi maggot melalui program pembinaan Kampung Wirausaha Maggot Garudafood. Limbah organik berupa limbah sisa makanan rumah tangga, pasar, maupun kantin pabrik diolah dengan metode tadi.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami dalam mengelola timbulan sampah rumah tangga sehingga kini lingkungan desa kami menjadi lebih asri dan sehat. Kami juga berterima kasih kepada Garudafood yang menjadi supporting system kami dalam mendirikan fasilitas rumah Maggot, memberikan kami pelatihan budidaya maggot dan terus mendampingi dan membina kami hingga saat ini.’ ujar Rifqi Suweno, Karang Taruna Desa Sukobubuk.
Baca Juga: Cinta Kuya Buang Gengsi, Rela Mulung Sampah Botol dari Rumah Tetangga Demi Cuan
Berlokasi di Desa Sukobubuk, Pati Jawa Tengah budidaya maggot ini telah beroperasi sejak 2021 dan sempat mengalami kendala akibat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat wabah COVID 19. Namun program ini kembali aktif dan hingga saat ini berhasil mengolah lebih dari 11-ton sampah organik.
“Kami sangat mendukung semangat masyarakat desa yang kini mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan limbah sampah baik organik maupun an-organik. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, pelaku usaha dan komunitas kami yakini dapat membentuk rantai nilai pengelolaan sampah yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan sampah nasional dan pencapaian target penurunan emisi Gas Rumah Kaca yang dicanangkan oleh pemerintah pusat” ujar Augustinus Winardi Business Unit Head Garudafood Pati.
Sebagai informasi, Program Kampung Wirausaha Maggot Garudafood berawal dari kesadaran para pemuda Karang Taruna dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk mendukung program pemerintah yakni ‘Zero Waste Zero Emission’. Niat baik mereka pun disambut oleh salah satu perusahaan makanan minuman terbesar di Indonesia yakni PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk yang memiliki 2 unit pabrik pengolahan kacang di Pati dan memiliki visi yang sama untuk turut aktif dalam program pengurangan jejak emisi karbon.
Hingga saat ini, Kampung Wirausaha Maggot Garudafood telah memproduksi lebih dari 4-ton maggot fresh/maggot hidup, lebih dari 6-kg telur maggot, pupuk kasgot, hingga lebih dari 120 ekor ayam kampung sebagai salah satu komoditi turunan. Keseluruhan omset hasil dari penjualan dikelola sepenuhnya oleh Karang Taruna Desa Sukobubuk.
Baca Juga: Olah Maggot jadi Pakan Ikan, Desa Panembangan Cuan Rp20 Juta Seminggu