Suara.com - Laura Meizani Nasseru Asry alias Lolly tampaknya tak pernah habis jadi bahan perbincangan netizen. Selain konfliknya dengan sang ibu, Nikita Mirzani yang tak kunjung selesai, gaya gadis 16 tahun tersebut yang dianggap tak sesuai usianya juga sering jadi cibiran.
Baru-baru ini, video lawasnya mengenakan dress hijau bertali spaghetti dengan belahan dada rendah kembali viral. Dikutip Instagram @viral_seleb, video Lolly yang beredar pada tahun 2022 itu memperlihatkan dirinya sedang membuat video TikTok dengan temannya.
Keduanya tampak sedang duduk di transportasi umum saat merekam video tersebut. Lolly, yang tidak memegang kamera, asyik berjoget mengikuti lagu yang diputar.
Saat itu, dress yang dikenakannya dianggap terlalu seksi. Bahkan sebagian netizen menebak jika gadis yang saat ini tengah bersekolah di Inggris tersebut tak memakai dalaman mengekspos bagian dadanya.
Baca Juga: Sikap Jan Ethes Nolak Dicium Nikita Mirzani Disebut Mirip Gibran Sang Ayah
Meski begitu, Lolly tetap percaya diri. Ia bahkan menunjukkan pose yang beragam seperti pura-pura menggigit jarinya, menunjuk-nunjuk diri, dan memajukan bibirnya.
Netizen yang melihat penampilannya ini pun mengungkapkan rasa mirisnya. Banyak yang merasa kasihan karena Lolly sudah berani tampil buka-bukaan, tapi ada juga yang menghujatnya dengan menghubungkannya dengan Nikita Mirzani.
"Astagfirullah masih kecil sudah pamer dada. Pernah di pesantren tidak pengaruh di hatinya karena kejar dunia. Semoga Lolly dikuatkan Iman Islamnya tetap Istiqomah Aamiin Ya Rabballalamin," kata seorang netizen.
"Haduh telor ceplok aja dipamer pamerin. Ntar lama2 pengen dipermak juga lagi kayak ibunya," ujar lainnya.
"Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya," tambah yang lain.
Baca Juga: Fitri Salhuteru Dicurigai Sindir Nikita Mirzani: Jangan Kayak Anak SD, Berantem Bawa Gerombolan
Alasan Mengapa Remaja Senang Bergaya Dewasa
Psikolog Ratih Andjayani Ibrahim mengatakan bahwa fenomena remaja yang terlalu cepat dewasa ini antara lain dipengaruhi oleh paparan gadget yang kini seperti adiksi.
Dengan keterbukaan informasi di media sosial dan online, para remaja menurut Ratih, menemukan role model mereka dan berusaha mengikutinya.
"Salah satu pengaruhnya karena gadget yang membuat mereka terekspos dengan semua informasi. Kalau mereka nggak bisa memilah informasi tersebut, ya, ini yang terjadi. Apa pun yang dilakukan role model diikuti oleh remaja, yang sebenarnya tak sesuai usia mereka," ujar Ratih, dalam wawancara pada Suara.com beberapa waktu lalu.
Lalu apa yang harus dilakukan orangtua? Ratih mengatakan bahwa harus ada peran orangtua untuk mendampingi anak ketika memasuki usia pubertas ini. Orangtua bisa memberi pengarahan kepada anak, mana informasi yang bisa mereka serap dan mana yang tidak.
"Orangtua harus punya engagement dengan anak. Quality time saja nggak cukup. Orangtua harus investasi waktu, agar kuantitas bersama anak juga banyak. Lalu bekali juga amunisi pengetahuan, agar orangtua bisa mengimbangi pengetahuan anak yang sekarang semakin pintar dengan perkembangan teknologi," imbuh dia.
Meski demikian, Ratih tak menampik bahwa akses informasi yang semakin mudah, juga memiliki manfaat bagi anak, salah satunya yaitu menambah wawasan anak.
"Anak berselancar di dunia maya, boleh, agar anak nggak cupu. Tapi menjadi orangtua adalah komitmen dengan Tuhan yang merupakan tanggung jawab seumur hidup. Jadi, orangtua harus nemenin ketika anak mengakses informasi di dunia maya," pungkas Ratih.