Profil dan Sejarah Museum Nasional, Dikenal Museum Gajah dan Heboh Karena Kebakaran

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 17 September 2023 | 08:00 WIB
Profil dan Sejarah Museum Nasional, Dikenal Museum Gajah dan Heboh Karena Kebakaran
Pekerja melanjutkan pekerjaan renovasi Museum Nasional, di Jakarta, Senin (2/1/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selama pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur BG. Karena rumah di Jalan Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru yang digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society, yang pada waktu itu dikenal sebagai gedung "Societeit de Harmonie." Gedung ini terletak di Jalan Majapahit nomor 3, di lokasi yang sekarang ditempati oleh kompleks gedung sekretariat Negara, dekat Istana Kepresidenan.

Museum Gajah: Nama yang Melekat

Museum Nasional atau lazim disebut Museum Gadjah di Jakarta Pusat. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Museum Nasional atau lazim disebut Museum Gadjah di Jakarta Pusat. [Suara.com/Adhitya Himawan]

Koleksi BG terus berkembang hingga museum di Jalan Majapahit tidak lagi mampu menampung semuanya. Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12. Gedung museum baru ini dibuka untuk umum pada tahun 1868. Masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta, dengan akrab menyebutnya "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang berkunjung ke museum pada tahun 1871. Museum ini juga sering disebut "Gedung Arca" karena dalamnya tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca dari berbagai periode.

Pergantian Nama dan Pengelolaan

Pada tahun 1923, BG mendapat gelar "koninklijk" (kerajaan) atas jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Namun, pada tanggal 26 Januari 1950, nama BG diubah menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia, mencerminkan perubahan zaman. Semboyan baru mereka adalah "memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya."

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia, pada tanggal 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Museum Nasional Hari Ini

Saat ini, Museum Nasional berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum ini memiliki visi untuk menjadi pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban, kebanggaan terhadap budaya nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa. Dengan koleksi yang luar biasa dan sejarah panjang yang mempesona, Museum Gajah tetap menjadi tujuan wisata budaya utama di Indonesia, menggambarkan warisan budaya yang kaya dan beragam yang membanggakan bangsa ini.

Baca Juga: Setelah Dua Jam Api Melalap Empat Ruangan, Kebakaran di Museum Nasional Berhasil Dipadamkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI