Suara.com - Baru-baru ini, para pecinta skincare dihebohkan dengan temuan SPF palsu yang dibeberkan oleh ERICIKO, seorang beauty vlogger yang aktif di TikTok. Menggunakan mesin lab dan tes kulit manusia untuk mengukur nilai kandungan SPF pada sunscreen, betapa terkejut dirinya jika beberapa sunscreen ternyata tidak memiliki nilai SPF seperti yang diiklankan.
Bahkan, sebagian merek sunscreen yang mengklaim SPF 50 ternyata kandungan SPF-nya kurang dari 50 dan ada beberapa bahkan lebih tinggi dari 50. Konten ini cukup membuat heboh netizen yang merasa khawatir sunscreen yang mereka gunakan mengandung SPF palsu.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengecek nilai SPF dari sunscreen yang akan kita beli. Jangan sembarangan memilih merek, karena sunscreen merupakan pelindung yang sangat penting bagi kulit.
Sebab menurut para ahli, radiasi sinar ultraviolet bisa memicu kerusakan hingga kanker kulit. Pasalnya, 90 persen kanker kulit disebabkan oleh paparan sinar UV. Hopkins Medicine memaparkan bahwa sunscreen bisa menjaga kesehatan kulit wajah.
Baca Juga: Polisi Gerebek Lokasi Pembuatan Pupuk Palsu di Kalianda, 3 Orang Jadi Tersangka
Jika digunakan setiap hari dengan tepat, sunscreen juga bisa mencegah terjadinya sunburn dan penuaan dini yang disertai flek hitam serta kerutan.
Lalu bagaimana caranya memilih sunscreen yang berkualitas baik? Nah, berikut dua hal penting yang perlu menjadi perhatian.
1. Perhatikan Klaim SPF
Kandungan sun protection factor (SPF) penting untuk dipertimbangkan. Faktor ini dapat diidentifikasi sebagai tanda kemampuan suatu produk sunscreen dalam menangkal sinar ultraviolet. SPF biasanya tercantum di label kemasan dan memiliki tingkat yang berbeda.
SPF 15 hanya bisa menahan 93 persen radiasi sinar UVB selama 2,5 jam di luar ruangan. Sementara SPF 30 mampu menahan 97 persen radiasi dengan tingkat ketahanan mencapai lima jam. Terakhir, SPF 50 sangat direkomendasikan jika kita sedang travelling atau mempunyai pekerjaan yang kerap mengharuskan berada di luar ruangan.
Baca Juga: Jejak Demokrat Sering Di-PHP Jelang Pilpres, Kini Ditikung Anies
Untuk memilih sunscreen yang berkualitas baik, salah satu yang bisa dilakukan adalah sengan memilih sunscreen yang memiliki laporan pengujian merek oleh organisasi yang berintegritas tinggi.
Dilihat dari data saat ini, pemasok bahan baku kosmetik terkenal di dunia antara lain BASF dari Jerman, Royal DSM dari Belanda, Evonik dari Jerman, Givaudan dari Swiss, Dow Chemical dari Amerika Serikat, Firmenich dari Swiss, Solvay dari Belgia, dan Lonza Swiss.
Konsumen dapat memastikan efektivitas dan keamanan sunscreen dengan memeriksa apakah filter UV yang digunakan pada sunscreen berasal dari pemasok ternama tersebut.
Di antara pemasok bahan baku kosmetik ini, agen filter UV yang paling terkenal adalah Royal DSM dari Belanda. Dengan pengalaman 40 tahun dalam produksi, seleksi dan bahan baku sunscreen, Royal DSM adalah perusahaan kimia yang terkenal secara internasional dengan filter UV nomor satu di dunia.
Jadi jika Anda menginginkan produk sunscreen berkualitas, Anda bisa mencari brand sunscreen yang menggunakan filter DSM UV.
Unitary adalah brand Perancis yang fokus pada produk sunscreen profesional. Agen filter UV inti dari semua produk sunscreen Unitary berasal dari DSM.
2. Pilih Sunscreen yang sesuai dengan jenis kulit dan ramah lingkungan
Brand asal Prancis ini menawarkan produk sunscreen untuk jenis kulit kering, kulit berminyak, kulit campuran, dan kulit sensitif. Bahkan, Unitary juga berkomitmen untuk melindungi laut dan terumbu karang.
Dalam penelitian Stanford University yang diterbitkan pada 2 Mei 2022 lalu, diketahui bahwa oxybenzone dan micro-nano zinc oxide, kandungan yang umumnya terdapat dalam produk sunscreen dan sejenisnya, berkontribusi negatif pada kesehatan terumbu karang.
Bahan kimia pada ramuan itu disinyalir mematikan biota laut pada ekosistem terumbu karang. Produk sunscreen yang mengandung bahan-bahan tersebut telah terbukti menghancurkan karang, menghambat reproduksi, dan menyebabkan pemutihan terumbu karang.
Sunscreen satu ini didirikan oleh Dr. Sophie, seorang ahli biologi kelautan yang fokus penelitiannya adalah perlindungan dan pembangunan berkelanjutan lingkungan laut. Saat itu, Sophie menyadari kurangnya produk tabir surya dan perawatan kulit yang benar-benar aman dan andal di pasaran.
Sebagai seorang pemuda yang mencintai alam dan peduli terhadap perlindungan lingkungan, ia menyadari bahwa banyak bahan yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga ia memutuskan untuk mengembangkan sendiri brand perawatan kulit yang efisien, ramah lingkungan, dan alami.
Selama proses penelitian, Dr. Sophie menemukan bahwa sunscreen kimiawi biasa telah merusak ekologi laut, dan masih ada kasus di mana efek tabir surya tidak memenuhi standar. Oleh karena itu, Dr. Sophie bersama tim penelitian dan pengembangannya mulai mempelajari teknologi sunscreen seluler.
Formula ramah lingkungan, menggabungkan faktor perlindungan matahari yang tinggi dari SPF50+PA++++, dan atas dasar ini, ia menambahkan bahan untuk perlindungan laut, tanpa menambahkan oxybenzone dan micro-nano zinc oxide.
Pada akhir tahun 2015, tim penelitian dan pengembangan Dr. Sophie menjalin kemitraan strategis dengan DSM, perusahaan kimia yang terkenal secara internasional dan merupakan agen sunscreen nomor satu di dunia.
Penelitian tentang penerapan teknologi sunscreen sel biologis baru pada sunscreen DSM telah dilakukan. Menggabungkan SPF tinggi dengan formula perlindungan laut, mengurangi kerusakan pada laut dengan teknologi perlindungan sinar matahari yang baru dikembangkan.
"Kami juga menggunakan bahan-bahan alami dan tidak beracun, yang memungkinkan semua orang bermain bebas di bawah sinar matahari tanpa khawatir akan kerusakan kulit akibat sinar matahari,” kata Vayanadela Murbarani, Brand Representative Unitary.