Suara.com - Polres Metro Jakarta Selatan baru-baru ini menangkap empat orang yang menggelar pesta orgy di apartemen kawasan Semanggi, Jakarta Selatan. Panitia penyelenggara, GA, YM, JF, dan TA disebut menjadi tersangka dalam kasus ini.
Pesta orgy adalah pesta seks yang dilakukan empat orang atau lebih dalam satu tempat (ruangan). Mereka akan melakukan hubungan seks saling bergantian. Karena itu aktivitas ini sering disebut sebagai hubungan seks seperti binatang.
Pelanggan yang ingin mengikuti pesta seks tersebut diwajibkan untuk membayar uang sebesar Rp1 juta terlebih dahulu. Selain itu, para pelanggan juga harus membawa alat kontrasepsi sendiri, tubuh harus dalam keadaan bersih dan wangi, serta dilarang untuk memakai obat kuat.
Setelah polisi melakukan penyelidikan, pesta orgy itu ternyata bukan pertama kalinya dilakukan. Para pelaku ternyata sudah pernah menggelar aktivitas serupa sebanyak tiga kali di tempat yang berbeda pula. Pelanggan yang mengikutinya juga ternyata tak hanya mereka yang single tapi juga yang sudah menikah.
Mengapa Ada Perempuan Menikah yang Menjadi Pelanggan Pesta Orgy?
Wednesday Martin, pakar seks asal Amerika pernah menyebut, kebanyakan perempuan menikah terlibat dalam aktivitas pesta orgy. Seringkali, dikutip New York Post, perempuan memang tidak dimaklumi dan merasa aneh dengan dorongan, fantasi, dan keinginan mereka untuk melakukan petualangan seksual.
Mengutip penelitian ekstensif di bidang sosiologi, primatologi, dan antropologi, Martin mengemukakan argumen bahwa tidak semua perempuan akrab dengan kata-kata “terlalu lelah malam ini”, maniak monogami dengan libido rendah, namun merupakan makhluk yang pada dasarnya mencari kesenangan seperti laki-laki.
"Saya menantikan hari ketika seorang istri melakukan kesalahan dalam pernikahannya (seperti yang dilakukan pria) dan orang-orang berkata: 'Apa yang Anda harapkan? Begitulah perempuan.'," pungkasnya.
Namun bukan berarti dia menganggap semua perempuan tidak puas hanya dengan satu pasangan. Tidak apa-apa untuk sangat menyukai monogami, katanya. Bagi sebagian perempuan, ini adalah tempat yang sangat nyaman dan bermanfaat.
Baca Juga: Sosok Pasutri Penyelengara Pesra Orgy, Tak Happy Bercinta dengan Pasangan Sendiri
Melalui sejumlah penelitian yang ia lakukan pada perempuan menikah, di banyak wilayah di Amerika Serikat, salah satu poin utama Martin adalah bahwa tidak benar bahwa perempuan (secara evolusi diprogram) untuk menjadi kurang bertualang secara seksual dibandingkan laki-laki.