Suara.com - Seorang ibu menceritakan pengalamannya saat meninggalkan bayinya pada pengasuh di rumah. Betapa kaget dirinya saat melihat buah hatinya yang masih 13 bulan dikerok hingga seluruh punggungnya memerah.
Hal ini ia ceritakan dalam akun TikTok @Tia.Rochman. Saat itu, sepulangnya dari bekerja, sang pengasuh meminta maaf pada dirinya karena sudah mengerok bayinya tanpa izin terlebih dahulu dengan dirinya.
Pasalnya, kata sang pengasuh, pada siang hari, bayi tersebut menunjukkan gejala tidak enak badan dengan tubuh berkeringat dingin dan tidak aktif seperti biasanya. Karena itulah, dia memiliki inisiatif untuk mengeroknya.
"Pas aku baru sampe rumah habis pulang kerja, bibi (susnya Ibrahim) langsung bilang gini, "bu maaf ya bu. Baim saya kerokin". Kejadiannya setelah alu berangkat kerja, kata bibi sekitar jam 11 siang Baim rewel, lemes. Padahal biasanya aktif dan nggak pernah merengek," tulis sang ibu seperti yang Suara.com kutip pada Kamis (14/9/2023).
Baca Juga: Viral Polantas di Medan Cekcok dengan Warga Gegara Tilang Anak Sekolah Dalam Gang
"Pas dicek badannya keringet dingin. Dicek perutnya kembung. Jadi bibi ini sejak ngurusin, keempat anaknya dia sendiri memang kalo masuk angin suka kerokan," tambahnya lagi.
Sang pengasuh pun langsung mengeroknya dengan uang koin Rp1000 dan seketika punggung si bayi langsung memerah. Tentu saja, karena kesakitan, bayi itu menangis kencang merasa tak nyaman.
"Reaksi aku pasti kaget banget, mau nangis rasanya liat kondisi anak kayak gini. Setelah itu aku juga ngebolehin Ibrahim dikerok lagi," ucapnya lagi.
Bahaya Kerokan Pada Bayi
Dikutip Halodoc, kerokan pada bayi tidak disarankan karena dapat memiliki bahaya dari sisi medis. Bahayanya dapat berasal dari dua sisi, yaitu proses kerokan dan minyak atau zat yang digunakan.
Baca Juga: Dibully, Bocah Ini Semangati Temannya yang Kena Body Shaming
Mengutip dari salah satu media daring nasional, dokter spesialis anak Angga Wirahmadi menuturkan bahwa kerokan pada prinsipnya merupakan aktivitas memberikan gesekan atau parutan di kulit. Harapannya, aktivitas ini dapat menimbulkan pelebaran pembuluh darah kulit sehingga timbul rasa nyaman pada tubuh. Namun, ia tak menyarankan kerokan diberikan pada bayi di bawah usia satu tahun.
“Meski demikian, kerokan pada bayi di bawah usia satu tahun tidak disarankan karena dapat menimbulkan rasa nyeri, luka dan bengkak pada lokasi kerokan yang disebabkan kulit bayi yang masih tipis,” jelas Angga.
Angga menambahkan kalau kerokan dapat menimbulkan bahaya dari dua sisi. Pertama adalah proses kerokan dan yang kedua adalah minyak atau zat yang digunakan. Sebab, bayi masih memiliki kulit yang tipis sehingga mengerok berisiko tinggi menyebabkan sejumlah masalah kulit.
Mulai dari rasa nyeri, kulit kemerahan, hingga kulit bengkak. Parahnya lagi luka yang muncul akibat kerokan dapat menjadi media kuman penyebab infeksi seperti bakteri atau virus untuk masuk. “Zat atau minyak yang dipakai juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan peradangan kulit anak,” tambahnya.