Suara.com - Kisah inspiratif dibagikan dua peternak domba mampu meraih omset hingga Rp 1 miliar per bulan, setelah 3 tahun mulai usaha setelah pandemi Covid-19. Padahal, keduanya berlatar belakang ilmu komunikasi dan pengacara!
Cerita ini dibagikan dua orang Owner Gudang Domba Tasikmalaya, Widi Rinaldi dan Yudhie Rhisnandi yang berawal dari kebingungan harus berdiam diri di rumah akibat PPKM. Uniknya dua lelaki setengah baya ini sama sekali tidak punya ilmu dasar peternak.
Widi masih ingat betul bagaimana dirinya dan Yudhie diremehkan oleh orang sekitar karena tidak punya latar belakang beternak kambing atau domba. Apalagi Widi adalah sarjana komunikasi dan Yudhie punya latar belakang profesi lawyer atau pengacara.
"Kita tidak punya ilmunya, kita cuma dua orang yang cinta sama binatang. Belajar dari digital YouTube ada senior peternak, peternak di wilayah sekitar juga cukup bantu kita gimana proses menguasai semuanya," ujar Widi dalam konten YouTube Naik Kelas dikutip suara.com, Kamis (14/9/2023).
Baca Juga: Selain Dapat Dimakan, Berikut 3 Manfaat Lain dari Daun Pepaya
Mulai Modal Rp 50 Juta
Sebelum punya omset hingga milyaran, Yudhie dan Widi sejak awal sudah menghitung pemasukan dan modal yang dibutuhkan perkiraan mencapai Rp 100 juta. Dana ini dibagi dua, sehingga masing-masing harus mengeluarkan Rp 50 juta per satu orang sebagai modal.
"Kalau modal awal jujur-jujuran 100 juta, jadi Rp 50 juta - Rp 50 juta. Dari kandang sampai ngisi, sama operasional buat 6 bulan ke depan," jelas Widi.
Dari modal ini, keduanya sepakat tidak mementingkan omset penjualan, karena menurutnya yang penting adalah aset uang bakal berputar terus menerus. Kedua lelaki setengah baya yang mengaku sebagai peternak milenial ini juga berjanji tidak akan mengambil hasil setiap saat.
Baca Juga: Selain Dapat Dikonsumsi, Berikut 3 Manfaat Lain dari Daun Singkong
"Perputarannya itu sebulan bisa sampai Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Karena tidak pernah ada uang mengendap, itu prinsip kita," jelas Widi.
Sehingga alih-alih bagi hasil setiap bulan Widi dan Yudhie sudah sepakat, akan mengambil dana bagi hasil setiap setahun sekali.
Punya 3 Bidang Peternakan
Alih-alih hanya berfokus pada breeding atau kambing dan domba berkembang biak, Yudhi dan Widi berfokus pada 3 bidang sekaligus yaitu breeding, fatting (penggemukan), dan trading (penjualan-pembelian) sekaligus.
Meskipun keduanya mengakui, di awal pendirian peternakan kambing ini keduanya tidak melakukan 3 sektor sekaligus. Melainkan, dimulai dengan breeding lebih dulu. Barulah selanjutnya dimulai dengan trading dan fatting.
"Jadi tujuan kita adalah membuat pasar kita sendiri, dengan konsep kandang yang bersih, suasana yang nyaman, dengan sendirinya kambing dan domba kita juga akan sehat, mereka nyaman dan kematian hingga bau kambing bisa dicegah," ujar Widi.
Punya SOP yang Jelas
Baik Widi dan Yudhie keduanya tinggal di Jakarta, tapi secara khusus akan terus menerus melakukan kontrol. Termasuk mereka membuat SOP (standar operasi prosedur) manajemen dari mulai manajemen kandang, manajemen pakan hingga manajemen SDM atau pekerja.
Adapun khusus untuk pekerja keduanya lebih pilih di lingkungan sekitar, agar lebih memudahkan dan memberdayakan. Hasil para karyawan bisa menerapkan ilmunya, jika ingin membuat sendiri peternakan kambing atau domba miliknya sendiri.
"SOP ini yang nantinya akan mudah dipahami karyawan, yaitu kapan mereka harus membersihkan kandang. Kapan harus disemprot, kapan menggunakan pestisida, hingga kapan mengajak kambing dan domba keluarga ke lahan rumput luas," kata Widi.
SOP ini menurutnya sangatlah penting, akan mempengaruhi nilai jual kambing dan domba. Apalagi jika lingkungan sekitar bersih, termasuk juga saat ada tamu pembeli dan penjual yang datang ke peternakan.