Suara.com - Masyarakat urbanites alias perkotaan memegang proporsi terbesar kedua dari kategori masyarakat kelas menengah di Indonesia, yakni sebesar 26 persen.
Kaum urbanites umumnya memiliki pengeluaran sebesar 70 persen dari pendapatan untuk kebutuhan primer dan sekunder. Sementara, 30 persen lainnya digunakan untuk rencana jangka pendek seperti liburan, hobi dan gaya hidup.
Kendati telah memiliki alokasi dana dan perencanaan finansial, mereka masih memiliki beberapa kekhawatiran di antaranya kurangnya dana untuk menikmati hidup, banyaknya prioritas yang harus dijalani, hingga kejadian tak terduga pada anggota keluarga.
Hal tersebut diungkap dalam dalam sebuah survei dari digibank by DBS, yang melakukan studi kepada hampir 7.500 responden dari segmen emerging affluent dengan pendapatan individu per bulan sebesar Rp10 juta ke atas guna meneliti beragam aspek seperti nilai kehidupan, gaya hidup, aspirasi, tantangan hidup, serta perilaku keuangan.
Baca Juga: Mahfud MD Minta Bareskrim Usut Transaksi Janggal Rp189 Triliun Ekspor-Impor Emas di Kemenkeu
Serta bagaimana hal ini membentuk sikap mereka terhadap produk finansial termasuk perbankan. Serangkaian studi ini juga menemukan responden sering dihadapkan pada pilihan sulit antara menikmati hidup atau mempersiapkan masa depan.
Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan keuangan sehingga menimbulkan perasaan bersalah dalam mengambil keputusan. Hasil riset ini sejalan dengan temuan oleh Ipsos pada laporan yang berjudul Ipsos Global Happiness 2023 bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebahagiaan masyarakat Indonesia adalah kondisi keuangan yang kuat.
Studi ini juga menemukan persona lain berdasarkan perilaku yaitu 39 persen responden yang memprioritaskan kebutuhan rumah tangga seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta 26 persen responden yang ingin mengoptimalkan pengalaman hidupnya seperti liburan dan membeli barang mewah.
Lainnya 14 persen responden yang memiliki aspirasi untuk memenuhi kesenangan pribadi dan kebutuhan sosial seperti membeli kendaraan dan mengganti gadget, 12 persen responden yang secara konsisten membangun keuangan untuk kebebasan masa depan seperti mempersiapkan pendidikan anak dan dana pensiun, dan 9 persen responden yang aktif dan ambisius dalam membangun keuangan seperti renovasi dan mengembangkan properti.
Guna menyikapi tantangan tersebut, dibutuhkan trik-trik cerdik untuk memperkuat kondisi keuangan sehingga mereka dapat menemukan kebahagiaan saat ini tanpa melupakan kebutuhan masa depan.
Baca Juga: Selalu Dampingi Nasabah, PNM Tekankan Terus Literasi Keuangan
Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani mengatakan, “Melalui kampanye #JalaniCerdikmu pihaknya berkomitmen untuk berperan sebagai sahabat yang memberikan banyak tips dan trik cerdik (resourceful friend) melalui beragam solusi perbankan yang dibutuhkan nasabah dalam satu aplikasi.
"Melalui kampanye #JalaniCerdikmu, kini nasabah digibank by DBS dapat memanfaatkan beragam cara cerdik pada aplikasi digibank by DBS, antara lain menjaga cashflow agar dana tumbuh maksimal sehingga nasabah bisa mendapat lebih banyak manfaat demi hidup lebih bermakna," tutup dia.