Suara.com - Penyebutan Isa Al Masih dalam nomenklatur libur nasional resmi diubah oleh pemerintah menjadi Yesus Kristus. Perubahan itu berdasarkan permintaan dari Kementerian Agama (Kemenag).
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
"Untuk itu, Kementerian Agama akan menyusun usulan Peraturan Presiden (Perpres) untuk perubahan nomenklatur yang dimaksud," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023).
Sementara itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Syaiful Rahmat Dasuki mengatakan usulan tersebut disampaikan oleh umat Kristen dan Katolik kepada Kemenag.
Baca Juga: Libur Maulid Nabi 2023 Berapa Hari, Adakah Cuti Bersama? Ini Keputusan SKB 3 Menteri
Lantas apakah memang ada perbedaan antara penyebutan Isa Al Masih dengan Yesus Kristus? Berikut pandangan antara keduanya berdasarkan pandangan Islam dan Nasrani.
Yesus dan Isa Almasih Dalam Pandangan Islam
Dalam pandangan Islam, Yesus dianggap sama dengan Isa Al Masih atau Nabi Isa. Cendekiawan muslim dari Inggris Louay Fatoohi dalam bukunya yang berjudul The Mystery of Historical Jesus menuturkan tentang kajian Yesus lewat pendekatan Al-Quran.
Menurut Fatoohi, Al-Qur'an telah menggambarkan Yesus atau disebut juga Nabi Isa secara konsisten, internal, dan dapat dicocokkan dengan fakta sejarah yang ada. Fatoohi mengungkapkan kalau Al-Quran banyak menyebut Yesus atau Isa Al-Masih dalam beberapa ayatnya, seperti dalam QS. Annisa’: 163, QS. Maryam: 30, QS. Ali-Imran: 84, QS. Al-Baqaroh: 84, dan QS. Ali Imran: 49, QS. Al-Maidah: 65, dan QS. Al-Hadid: 57.
Dikutip dari situs NU Online, argumen Fatoohi dikatakan bahwa Yesus menurut Al-Quran ialah seorang Nabi manusia dan utusan Allah yang tidak pernah mengklaim sebagai Tuhan. Yesus juga termasuk pendahulu Nabi Muhammad yang hidup sekitar enam abad sebelum Nabi Muhammad.
Baca Juga: Tanggal Merah Bulan September 2023 Berapa Hari? Cek Libur Menurut SKB 3 Menteri
Ramalannya tentang kedatangan Muhammad dan pembenar atas kenabiannya secara khusus menjadi penting. Pada saat Nabi Muhammad hadir, ada jutaan orang Kristen diberbagai penjuru negara. Yesus memerintahkan orang-orang Kristen untuk menerima Nabi yang baru melanjutkan ajaran yang telah disampaikannya.
Al-Quran mengatakan bahwa setiap Nabi datang dengan membawa misi kebaikan dan mengakui serta membenarkan terhadap nabi-nabi sebelumnya. Muhammad membenarkan ajaran Yesus, Musa, Harun, dan nabi-nabi sebelumnya. Yesus menurut Al-Qur’an sama dengan nabi-nabi sebelumnya. Hanya saja, Al-Qur’an menetapkan Muhammad sebagai Nabi puncak risalah ilahi.
Dalam bukunya, Fatoohi juga menuliskan kalau Yesus mendapatkan mukjizat dari Allah. Al-Quran menjelaskan bahwa Yesus menerima mukjizat berupa kecerdasan paranormal, menciptakan bentuk-bentuk burung dari tanah liat, menyembuhkan kebutaan, dan menghidupkan orang mati.
Yesus juga tak pernah mengklaim diri atau menginginkan menjadi seorang raja bagi bangsa Yahudi. Misi Yesus sama dengan misi spiritual yang dibawa oleh nabi-nabi lainnya, termasuk Rasulullah SAW.
Yesus dan Isa Almasih Dari Pandangan Nasrani
Pandangan serupa disampaikan pendeta Esra Soru yang menyatakan kalau Yesus Kristus pada dasarnya merupakan sosok yang sama dengan Isa Almasih. Kedua nama itu muncul karena adanya pengaruh bahasa yang berbeda.
"Memang ada yang beranggapan itu tokoh berbeda, tapi sebenarnya dari sisi namanya itu kita harus menganggap kalau itu sama. Karena Isa Almasih nama dalam bahasa Arab. Kalau Yesus Kristus nama dalam bahasa Yunani. Sedangkan Yesus dalam bahasa Yunani setara dengan bahasa Ibrani ialah Yesua, Yehasua itu sama. Jadi jangan heran bila zaman itu orang bisa punya padanan nama dalam berbagai bahasa tergantung dari artinya," jelas pendeta Esra, dikutip dari video pada kanal YouTube pribadinya.
Dalam ajaran Nasrani, nama Yesus diartikan sebagai juru selamat, lanjutnya. Arti itu juga berlaku untuk Yesua, Yosua, maupun Yasua. Perbedaan nama-nama itu besar dipengaruhi oleh bahasa dan cara penyebutan.
Pendeta Esra menjelaskan, bahasa Ibrani untuk Alkitab dengan bahasa arab pada Al Quran memang masih terkait karena masuk dalam satu rumpun bahasa semitik yang digunakan di daerah Timur Tengah.
"Jadi itu Isa atau Yesus atau Yesua, Yosua itu sama. Sedangkan Kristus itu nama jabatan, bukan nama diri. Kristos dalam bahasa Yunani itu berasal dari bahasa Ibrani," imbuhnya.
Diakui oleh pendeta Esra bahwa ada sejumlah pandangan yang mengatakan kalau Yesus dengan Isa Almasih ialah sosok yang berbeda. Hal itu karena nama Isa cenderung merujuk pada kisah Nabi Isa yang dikisahkan dalam Al Quran sebagai Nabi bukan Tuhan.
"Yang jadi masalah karena kisah Isa Almasih di dalam Alquran berbeda dengan cerita tentang Yesus Kristus di dalam Alkitab, itu jadi dasar untuk menyatakan Isa Almasih dan Yesus Kristus itu pribadi yang beda. Menurut saya tidak berbeda, tapi cara menggambarkannya yang beda. Mana yang benar, mana yang salah? Ya, yang orisinil, yang awal lah yang benar," kata pendeta Esra.