Tergolong Sunnah, Ini 5 Alasan Maulid Nabi Muhammad SAW Patut Dirayakan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 12 September 2023 | 13:05 WIB
Tergolong Sunnah, Ini 5 Alasan Maulid Nabi Muhammad SAW Patut Dirayakan
Ilustrasi berdoa, sholawat, maulid nabi, Maulid Nabi 2023 Tanggal 28 Atau 27 September? (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maulid Nabi merupakan salah satu perayaan yang dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia. Menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw, perayaan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah, tetapi juga merupakan tindakan yang penuh makna dan berkah dalam kehidupan umat Muslim.

Mengutip NU Online, Sayyid Muhammad al-Maliki, dalam kitab Syarh Maulid ad-Diba’i, mengungkapkan setidaknya ada lima alasan yang kuat mengapa kita harus merayakan Maulid Nabi dengan antusiasme yang tinggi.

1. Bahagia dan Gembira Atas Kelahiran Nabi

Pertama-tama, merayakan Maulid Nabi adalah ekspresi kebahagiaan dan sukacita atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Ini adalah bentuk penghormatan dan rasa syukur kita kepada Nabi yang telah membawa cahaya Islam ke dunia. Kisah Abu Lahab, seorang yang sebelumnya bermusuhan dengan dakwah Nabi, yang mendapati pengurangan siksaannya di neraka setiap hari Senin karena bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad, adalah bukti nyata akan kebaikan merayakan Maulid Nabi.

Baca Juga: Mau Punya Anak Cewek, Lesti Kejora Siap Tambah Momongan

“Urwah mengatakan, ‘Tsuwaibah adalah budak perempuan milik Abu Lahab. (Ketika Nabi Muhammad lahir) Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah kemudian Tsuwaibah menyusui Nabi Muhammad (yang baru lahir). Maka, ketika Abu Lahab wafat, sebagian keluarganya bermimpi bertemu Abu Lahab. Sayangnya, Abu Lahab terlihat sangat memprihatinkan keadaanya. Keluarganya bertanya, ‘Apa yang telah terjadi denganmu?’ Abu Lahab menjawab ‘Tidak ada kenikmatan bagiku setelah berpisah dengan kalian kecuali aku diberikan minum di tempat ini (alam akhirat) karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah” (HR al-Bukhari).

Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat (freepik)
Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW Singkat (freepik)

2. Ungkapan Syukur Seperti Nabi Muhammad

Kedua, Nabi Muhammad sendiri sering berpuasa pada hari Senin sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahirannya. Melalui kelahiran Nabi, manusia diberikan hadiah besar berupa agama Islam. Sebagai umat Nabi, kita seharusnya merasa sangat bersyukur dan meniru tindakan Nabi Muhammad dalam mengungkapkan rasa syukur kita.

“Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari bahwa suatu ketika Rasulullah ditanyai mengenai kebiasaannya berpuasa di hari Senin. Rasulullah pun bersabda ‘Di hari Senin-lah aku dilahirkan dan di hari Senin-lah diturunkan (Al-Qur’an) kepadaku” (HR Muslim).

3. Kasih Sayang Allah Melalui Kelahiran Nabi

Baca Juga: KPK Periksa Istri Wali Kota Bima, Didalami soal Proses Lelang

Ketiga, Allah SWT memerintahkan kita untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad sebagai tanda rahmat dan pertolongan-Nya. Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah bukti besar dari kasih sayang Allah terhadap seluruh alam semesta.

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam semesta” (QS Al-Anbiya’: 107).

4. Pembelajaran dan Penguatan Iman

Keempat, perayaan Maulid Nabi memberikan kesempatan untuk memahami sejarah kehidupan Nabi secara lebih mendalam. Dari kelahiran hingga akhlak, ciri-ciri fisik, kemuliaan, dan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad. Ini tidak hanya meningkatkan cinta kita kepada Nabi Muhammad, tetapi juga memperkuat iman kita.

Kegiatan Maulid Nabi di Sekolah dan Tingkat RT (Freepik)
Maulid Nabi (Freepik)

Selain itu, perayaan Maulid Nabi adalah waktu yang tepat untuk mengajak umat Islam untuk lebih banyak membaca shalawat kepada Nabi, sesuai dengan anjuran dalam Al-Qur'an.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (QS Al-Ahzab: 56).

5. Tradisi Baik dalam Islam

Terakhir, perayaan Maulid Nabi adalah contoh dari "bid’ah hasanah" (inovasi baik) yang telah diajarkan dan diwariskan oleh umat Islam secara turun-temurun. Selain menjadi momen bersejarah, perayaan ini sering disertai dengan ceramah agama, nasihat yang bermanfaat, dan hidangan yang disajikan kepada para hadirin. Perayaan Maulid Nabi dihukumi sebagai sunnah karena tujuannya adalah meneladani Nabi dan menyampaikan shalawat kepada-Nya.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua inovasi dalam agama adalah negatif. Sebagai contoh, pembukuan Al-Qur'an yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan adalah sebuah bid’ah hasanah yang tidak diperintahkan langsung oleh Rasulullah, tetapi manfaatnya masih kita nikmati hingga hari ini.

Demikian pula, perayaan Maulid Nabi telah terbukti memberikan dampak positif bagi masyarakat Islam selama berabad-abad. Oleh karena itu, merayakan kelahiran Nabi adalah tindakan yang pantas dan bernilai dalam perjalanan keimanan umat Islam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI