Dari kesalahan tersebut, Via pun kembali lagi berjualan reseller. Dari sana, pelan-pelan ia mulai mengumpulkan modal kembali dan bekerjasama dengan konveksi.
"Udah rame (pasarnya), ada modal, beli kain dulu roll-an. Jahit dari sini langaung ada, jg yang beli kain ke konveksiin, terus dari konveksi ke sini," ujarnya.
Menurut Via, kini dirinya hanya menjahit tepi dan labelnya saja. Karena jika tidak bekerjasama dengan konveksi, mengerjakan semuanya sendiri, biaya produksinya akan semakin membengkak.
Seiring berjalannya waktu, usaha yang dirintisnya mulai 2020 silam ini mulai diminati banyak hijabers. Via pun bahkan bisa meneruskan kuliahnya kembali. Ia juga bisa membeli motor, mobil hingga merenovasi rumah kedua orangtuanya.
Rata-rata, brand yang ia beri nama Berhijab.co ini menjual 1000-2000 pcs hijab perbulan. Keuntungannya pun bisa mencapai Rp100 juta di tahun pertamanya saat usianya menginjak 21 tahun.
"Berawal dari hobi, ada hasilnya, menguntungkan jadi dilanjut. Intinya mah bersyukur soalnya kan masih banyak orang yang cari pekerjaan, jadi ada di titik sekarang harus dimanfaatkan," pungkasnya.
Kini, Via sudah dibantu oleh 5-6 karyawan. Meski tak memiliki ilmu berbisnis, namun ia tak pernah berhenti untuk belajar. Wanita berhijab ini selalu mengikuti kelas-kelas yang bisa.ia ikuti bersama mentor-mentor berpengalaman.
Meski tak mudah, dan ada pasang surut, Via mengungkap jika dirinya selalu melihat hal ini dari sisi postifnya. Ia bahkan pernah rugi belasan juta rupiah akibat salah meriset bahan kain yang ternyata tak bisa diperjualbelikan.
"Pernah gagal meriset produk abis sekitar Rp10-15 juta itu dari bahan sama tekstur tuh beda, jadi ga bisa diperjualbelikan. Jadi sekarang kalau mau belanja bahan buat produk baru aku cek lagi takut hal yang sama keulang," tutupnya.