Suara.com - Setiap tanggal 10 September, dunia memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia (World Suicide Prevention Day/WSPD). Acara ini diinisiasi oleh Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri (IASP) dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia adalah momen yang mengingatkan akan pentingnya pencegahan bunuh diri dan mendorong tindakan kolektif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak ini.
Tema Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2023: "Creating Hope Through Action"
Tema Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia tahun 2023, "Creating Hope Through Action," mencerminkan urgensi perlunya tindakan bersama untuk mengatasi tantangan bunuh diri. Dalam dunia yang terus berkembang, di mana tekanan hidup semakin meningkat, temuan-temuan terbaru menunjukkan bahwa upaya pencegahan bunuh diri masih merupakan hal yang sangat penting.
Baca Juga: Sejarah Hari Pelanggan Nasional yang Dirayakan Setiap 4 September
Tema ini tidak hanya menjadi panggilan kuat untuk bertindak, tetapi juga menjadi pengingat bahwa ada alternatif selain bunuh diri dan bahwa melalui tindakan kita, kita dapat membawa harapan kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Seperti diketahui, bunuh diri adalah masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 kasus bunuh diri per tahun, yang berdampak luas baik secara sosial, emosional, maupun ekonomi.
Satu kasus bunuh diri saja dapat memberikan dampak yang signifikan kepada lebih banyak orang, termasuk keluarga, teman, dan masyarakat di sekitarnya.
Sejarah Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia
Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia (World Suicide Prevention Day/WSPD) adalah sebuah peristiwa yang diakui secara internasional, yang berkomitmen untuk memerangi pandemi yang menghantui kesehatan mental dan kesejahteraan manusia - bunuh diri. Sejarahnya bermula di Stockholm pada tanggal 10 September 2003, saat IASP (Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri) dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) berkolaborasi untuk menciptakan kesadaran global tentang bunuh diri dan pesan pentingnya: "Bunuh diri dapat dicegah."
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Kabupaten Mempawah
Sejarah Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia dimulai dengan pidato Profesor De Leo, Presiden IASP saat itu, dalam buletin IASP bulan Juli 2003. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia akan menjadi hari yang penting bagi semua individu yang telah merasakan dampak tragis dari bunuh diri dalam kehidupan mereka.
Ini juga akan menjadi momentum bagi pemerintah di seluruh dunia untuk memprioritaskan pencegahan bunuh diri dalam agenda kesehatan masyarakat. Profesor De Leo menggarisbawahi bahwa bunuh diri adalah masalah universal yang memerlukan perhatian bersama.
Tujuan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia
IASP, dengan dukungan dari berbagai lembaga, pemerintah, LSM, dokter, peneliti, dan relawan, meluncurkan WSPD sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran tentang bunuh diri dan upaya pencegahannya. WSPD mengingatkan kita tentang tanggung jawab bersama kita dalam menyelamatkan nyawa dan mengatasi stigma yang sering melekat pada masalah kesehatan mental ini.
Pada tahun 2003, Profesor De Leo menegaskan bahwa WSPD bertujuan untuk memasukkan isu bunuh diri ke dalam agenda global dan regional, sambil menekankan bahwa tindakan pencegahan harus dimulai secara lokal. Dia menekankan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki peran dalam membantu mencegah bunuh diri dan menyelamatkan nyawa yang mungkin terancam.
Pada tahun 2004, WHO sepakat untuk ikut mensponsori Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, mengukuhkan posisinya sebagai acara tahunan yang penting dalam upaya pencegahan bunuh diri global. Sejak itu, setiap tahun, tanggal 10 September ditandai sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, memberikan kesempatan bagi individu dan organisasi di seluruh dunia untuk bersatu dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang bunuh diri, menghilangkan stigma, dan menginspirasi tindakan nyata dalam masyarakat.