Suara.com - Ganjar Pranowo baru-baru ini diketahui muncul sebagai model di tayangan adzan salah satu stasiun televisi. Dalam tayangan tersebut, Ganjar Pranowo terlihat melakukan wudhu hingga sholat dengan mengenakan baju koko putih panjang dan sarung bermotif batik.
Namun, kemunculannya menjadi model tayangan adzan itu justru menjadi sorotan warganet. Pasalnya, saat menampilkan dirinya sedang berwudhu, Ganja Pranowo tampak tidak menggulung lengan bajunya.
Padahal, menurut warganet hal tersebut penting sehingga saat membasuh lengan ke siku tidak menjadi basah. Warganet juga mempertanyakan mengapa tidak ada yang mengingatkan. Padahal, itu adalah hal yang biasa dilakukan sebelum orang berwudhu.
“Bingung, yg begini apa sama sekali gak ada yg ngingetin waktu syuting? ‘Pak, gulung dulu lengan bajunya supaya gak basah?’,” tulis pemilik akun @BetaEpsilonPhi melalui platform X, Sabtu (9/9/2023).
Baca Juga: Viral Bupati Kediri Mas Dhito Bikin Video Ajakan Pilih Ganjar Pranowo, Pramono Anung Beri Tanggapan
Warganet lain yang melihat video tersebut juga merasa bingung, apakah Ganjar Pranowo hanya akan membasuh kedua tangannya saat berwudhu. Bahkan sampai ada yang mempertanyakan mazhab wudhunya itu.
“Ikut madzhab siapa ya, cuma basuh pergelangan tangan doang,” tulis akun @sof****ent.
“Mungkin bentar lagi ada debat, apakah wudhu ga sampe siku tu sah atau engga. Bakal ada 1 kubu yg bilang sah. Kalo iya, kasian demi politik sampe syariat digeser begitu,” komentar akun @na***a_.
Lantas bagaimana aturan wudhu yang baik dan benar?
Mengutip NU Online, masalah menggulung baju ini sebenarnya tidak ada penjelasan wajib atau tidaknya. Namun, untuk berwudhu hingga ke siku adalah wajib. Oleh karena itu, biasanya orang yang memakai baju koko panjang otomatis akan menggulung lengannya agar tidak basah.
Baca Juga: Sekjen PDIP Senam Bareng Warga di Jakpus hingga 'Door to Door' Tempelkan Stiker Ganjar
Sementara itu, masalah wajib membasuh hingga ke siku ini juga telah dijelaskan Allah SWT dalam Al Quran.
“Wahai orang yang beriman, bila kalian hendak shalat, basuhlah wajah kalian, tangan kalian hingga siku, usaplah kepala kalian, dan (basuhlah) kaki kalian hingga mata kaki.” (Surat Al-Maidah ayat 6).
Bagian-bagian tersebut merupakan rukun wudhu yang harus dibasuh. Dalam kitab Safinatun Najah Safinah Al-Najah bermadzhab Syafii karangan Syaikh Salim bin Samir Al-Hadrami, terdapat enam rukun wudhu yakni sebagai berikut:
1. Niat wudhu dilakukan secara berbarengan pada saat pertama kali membasuh bagian muka, baik yang pertama kali dibasuh itu bagian atas, tengah maupun bawah.
2. Membasuh muka, panjangnya adalah antara tempat tumbuhnya rambut sampai dengan di bawah ujung kedua rahangnya. Sedangkan lebarnya adalah antara kedua telinganya. Bagian yang dibasuh ini juga termasuk berbagai rambut yang tumbuh di dalamnya seperti alis, bulu mata, kumis, jenggot, dan jambang.
3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya. Artinya membasuh dengan meratakan air ke segenap kulit tangan mulai dari ujung kuku, sela-sela jari hingga kedua siku, termasuk juga rambut yang tumbuh di atas kulit. Hal ini juga termasuk kotoran yang menempel di atas kulit, seperti cat ataupun tinta.
4. Mengusap sebagian kecil. Hal bisa hanya dengan sekadar mengusap sebagian rambut saja, dengan catatan rambut yang diusap tidak melebihi batas anggota badan yang disebut kepala.
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki. Orang yang berwudhu juga tidak harus membasuh sampai ke betis atau lutut.
6. Tertib saat melakukan wudhu. Selain itu, melakukan rukunya juga berurutan mulai dari muka, kedua tangan beserta kedua siku, mengusap sebagian kecil kepala, dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki.