Suara.com - Baru-baru ini para pelajar di Batam terkena imbas dari gas air mata yang dilemparkan pihak kepolisian saat bentrok terjadi di Rempang, Batam. Berdasarkan keterangan Polda Kepulauan Riau, kondisi tersebut terjadi karena angin meniup gas air mata sehingga berdampak pada para pelajar.
Melihat kasus tersebut, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid memberikan sindiran kepada pihak kepolisian. Dalam cuitannya melalui platform X, Alissa Wahid bertanya apakah polisi tidak tidak belajar dari kasus di Kanjuruhan pada 2022 lalu.
"Apa tidak belajar dari kanjuruhan?" tanya Alissa melalui akun X-nya yang dulu dikenal sebagai Twitter, dikutip Jumat (8/9/2023).
Tidak hanya itu, Alissa Wahid juga jelaskan kalau penggunaan gas air mata bukan suatu hal yang dapat dianggap sepele. Apalagi, gas air mata dilemparkan pada masyarakat. Bahkan, ia juga mencibir kalau alasan anak-anak yang jadi korban karena angin hanya alibi saja.
Baca Juga: Kronologi Bentrokan Pulau Rempang, Berawal dari Sengketa Lahan Rempang Eco City
Mengutip Halodoc, gas air mata sendiri mengandung berbagai senyawa kimia yang dapat mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan. Jika seseorang terpapar gas air mata, mereka dapat kehilangan kemampuannya melihat, menyebabkan iritasi pada mata, mulut, gangguan kesehatan tenggorokan, paru-paru, dan kulit.
Untuk dampak dari gas air mata ini bergantung pada lokasi penembakan gas air mata tersebut. Semakin dekat paparan gas air mata ini justru akan membuat gejala menjadi lebih parah. Beberapa gejala yang mungkin dialami sebagai berikut:
- Penutupan kelopak mata yang tidak disengaja.
- Gatal pada mata.
- Sensasi terbakar pada mata.
- Kebutaan sementara.
- Pandangan yang kabur.
- Luka bakar kimia.
Tidak hanya beberapa masalah di atas. Pada kondisi yang parah, gas air mata bisa sebabkan beberapa masalah seperti:
- Kebutaan
- Pendarahan
- Kerusakan saraf
- Katarak
- Erosi kornea
Oleh sebab itu, melempar gas air mata pada dasarnya tidak boleh sembarangan. Pasalnya, kondisi ini jika gejalanya parah justru akan sengat berbahaya.Paparan gas air mata dalam konsentrasi tinggi bisa saja sebabkan gagal napas. Bahkan, kondisi tersebut juga bisa sebabkan kematian jika paparan terus dialami dalam ruangan tertutup.
Baca Juga: Pengamat ISESS Minta Pemerintah dan DPR Usut Kekerasan Aparat di Pulau Rempang