Suara.com - Ereksi Mr P penting terjadi sebagai permulaan penetrasi hubungan seks dimulai. Tetapi, ereksi yang tidak optimal bisa jadi mempengaruhi kepuasaan hubungan intim.
Ereksi yang tidak optimal itu ditandai dengan penis yang telah telah 'berdiri' tapi terasa masih lembek. Bisa juga organ intim agak keras tapi 'berdiri' terlalu rendah. Kondisi seperti itu sebenarnya disebut juga sebagai sindrom hard flaccid. Apa itu?
Seperti disfungsi seksual lainnya, hard flaccid dapat bervariasi tingkat keparahannya. Gejalanya bisa berkisar dari penis terasa mati rasa saat istirahat hingga nyeri terus-menerus.
Hal ini juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi, karena pria mungkin mengalami kesulitan mempertahankan ereksi atau mengalami nyeri ereksi. Keras, lembek dianggap sebagai salah satu jenis sindrom nyeri panggul kronis.
Baca Juga: Pria Gemuk Punya Mr P Kecil Benar Enggak Sih? Dokter Boyke Kasih Jawabannya Di Sini
Meski banyak dialami oara pria di dunia, tetapi sindrom hard flaccid belum diakui sebagai kondisi medis resmi oleh para profesional kesehatan. Dikutip dari Hims, hard flaccid bisa bersifat ringan dan hanya berlangsung selama beberapa bulan atau menjadi masalah jangka panjang yang berlangsung selama bertahun-tahun sebelum didiagnosis dengan tepat.
Sindrom hard flaccid bisa terjadi pada pria berusia mulai dari remaja akhir hingga pertengahan tiga puluhan, meskipun kasus telah dilaporkan secara online pada pria yang baru melewati masa pubertas hingga usia tujuh puluhan.
Kondisi penis yang agak keras dan lembek itu dapat terjadi karena beberapa faktor berbeda, seperti cedera pada penis, otot dasar panggul yang tegang, atau stres, dan kecemasan.
Meskipun masih banyak yang harus dipelajari mengenai kondisi ini, sindrom hard flaccid mendapat lebih banyak perhatian dari mereka yang menangani disfungsi seksual pria, serta dari profesional kesehatan dan ilmuwan.
Tekstur penis yang tidak konsisten keras saat ereksi jadi gejala paling umum dari sindrom hard flaccid. Jika gejalanya menetap, hard flaccid dapat menyebabkan masalah lain seperti kurangnya minat terhadap seks dan tekanan emosional.
Baca Juga: Mimi Peri Putuskan Enggak Akan Nikah karena Tidak Bisa Ereksi, Bisa Sembuh?