Suara.com - Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe, baru saja menjalani sidang pemeriksaan sebagai terdakwa korupsi pada Senin (4/9/2023). Dalam persidangan ini, pria 56 tahun tersebut sempat mengamuk hingga memaki jaksa dan melempar mikrofon.
Akun TikTok saponggol berbagi video saat sesi tanya jawab antara Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan terdakwa sedang berlangsung. Saat itu, Jaksa mencecar Lukas soal penukaran uang.
"Ini duit cash-nya kasihkan ke Dommy untuk ditukar atau gimana? Begitu berarti diperintah ketemu dikasih duit, duitnya diserahkan? Iya Pak Lukas?" tanya jaksa kepada Lukas.
"Begitu yang terjadi," jawab Lukas Enembe. Tak puas dengan jawaban tersebut, Jaksa kemudian kembali mencecar Lukas.
Baca Juga: Dalami Aliran Uang Lukas Enembe ke Luar Negeri, KPK Periksa Pramugari Ini
Kemudian, pengacara yang duduk di samping Lukas mencoba menenangkannya. "Bisa break sebentar, pak? Sepertinya Pak Lukas sudah tidak kuat lagi, pak. Bisa break sebentar, pak?" Tanya pengacara.
"Saya ingatkan lagi bahwa..." ucapan hakim kemudian terpotong ketika tiba-tiba Lukas Enembe membanting mikrofon dengan kencang. Hakim kemudian mengingatkan soal hak ingkar terdakwa sementara para pengara menenangkan Lukas Enembe.
Salah satu tim kuasa hukum Lukas, OC Kaligis, kemudian meminta agar tensi Lukas diperiksa.
"Kalau bisa diperiksa tensinya sekarang karena kami selalu kunjungi 220 itu. Kalau dia serangan jantung kan bukan salah kami, Yang Mulia. Kami cuma mohon dengan sangat tolong diperiksa dulu tensinya," ujar OC.
Lantas, apakah benar orang dengan darah tinggi cenderung lebih mudah marah?
Mengutip dari Neuro Science News, hipertensi menyebabkan keadaan peradangan kronis tingkat rendah. Bahan kimia yang terlibat dalam respons peradangan kronis dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental, salah satunya berdampak pada suasana hati.
Darah tinggi memang berhubungan dengan stres, namun bukan berarti semua orang yang mengidap hipertensi berarti mudah marah.
Tubuh menghasilkan lonjakan hormon bernama adrenalin ketika tengah merasa marah. Hormon ini akan meningkatkan tekanan darah hingga membuat jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah meyempit.
Itulah yang membuat tekanan darah jadi naik saat sedang marah. Sehingga, banyak anggapan yang menilai bahwa pengidap darah tinggi adalah pemarah.
Kendati demikian, pemilik penyakit hipertensi perlu mengendalikan amarah. Pasalnya, ketika seseorang marah, maka tekanan pada darah akan semakin naik dan menimbulkan gejala yang parah pada penderita hipertensi.