Suara.com - Gagalnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai cawapres mendampingi Anies Baswedan masih terus menjadi perbincangan. Hal ini membuat Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni meminta semua pihak tidak terus-menerus meributkan hal tersebut.
"Jadi kita ingin bawa ruang publik diberikan narasi contoh yang baik, komunikasi yang cukup. Jangan sampai buat kubu-kubuan akhirnya jadi keributan itu terus-terusan, gara-gara seorang AHY enggak jadi cawapres," kata Sahroni di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (4/9/2023).
Terlebih, kata Sahroni, AHY masih memiliki kesempatan untuk bertarung di Pilpres 2029 mendatang. Ia lantas menilai batalnya AHY sebagai cawapres Anies memang karena belum rezeki atau belum garis tangannya.
"Ya namanya belum rezeki belum garis tangan, kan AHY umurnya sama masih ada ruang di 2029 buat dia jadi capres misalkan. Ya why not," tuturnya.
Baca Juga: Anies: Surya Paloh Tak Menolak AHY Jadi Bacawapres, Tapi...
Lantas benarkah garis tangan bisa menentukan nasib seseorang? Dalam aqidah Islam, garis tangan sebenarnya tidak ada kaitannya dengan nasib dan masa depan seseorang.
Bahkan saat ini, begitu banyak orang yang mengaku bisa membaca garis tangan seseorang. Padahal, dikutip Islampos, membaca garis tangan sebenarnya bagian dari tindakan syirik, yaitu meramal nasib.
Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah 'arrafah. Perbuatan seperti ini secara aqidah tidak akan pernah dibenarkan, lantaran nasib dan takdir setiap orang hanya ada di sisi Allah.
Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, karena semua itu hal ghaib serta menjadi rahasia Yang Maha Kuasa. Tapi mungkin Anda bertanya, mengapa terkadang ramalan-ramalan itu benar sesuai dengan kejadiannya?
Hal seperti dijelaskan ada campur tangan setan yang terkutuk. Mereka datang ke langit untuk mencuri dengar tentang perintah-perintah Allah atas apa yang akan terjadi.
Baca Juga: Profil Ahmad Sahroni, Sosok yang Nyaris Polisikan Presiden RI ke-6 SBY
Namun setan tidak pernah bisa melakukannya, mereka langsung dilempar dengan api yang panas. Akibatnya, mereka tidak pernah mendapat informasi yang valid, kecuali menduga-duga atau hanya sepotong-sepotong.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang,” (QS. Al-Hijr: 16-18).