Suara.com - Dewi Perssik disebut sering lakukan aborsi oleh Nikita Mirzani. Tudingan itu dilontarkan Nikita Mitzani sebagai balasan dari ucapan Dewi Perssik yang menyebutnya mantan PSK.
Dalam live Instagram baru-baru ini, Nikita Mirzani terang-terangan menyebut Dewi Perssik juga hobi main dukun. Ibu tiga anak itu menertawakan ceritanya sendiri soal Dewi Perssik.
Dia menyebut nama Dewi Perssik jadi "si burik" sambil tertawa. Kemudian membongkar aib Dewi Perssik.
"Burik yang suka gugurin kandungan, 5 kali gugurin kandungan. Suka main dukun sampe dukunnya dibelikan rumah," kata Nikita Mirzani dalam video yang dibagikan ulang akun TikTok @kuyou.id.
Baca Juga: Usai Gaji Pilot Rp200 Juta, Rully Pacar Dewi Perssik Disebut Punya Kompleks Villa
Tetapi, tak ada konfirmasi dari pihak Dewi Perssik apakah ucapan tersebut benar atau tidak.
Di sisi lain, sering menggugurkan kandungan juga berbahaya bagi perempuan. Aborsi biasanya bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu atau melakukan operasi.
Prosedur aborsi dengan metode obat dilakukan dengan mengonsumsi dua jenis pil, yaitu mifepristone dan misoprostol. Pil mifepristone untuk menghalangi hormon progesterone, sehingga lapisan rahim menipis.
Setelah sekitar 1-2 hari kemudian, misoprostol bisa diminum yang akan merusak lapisan rahim, sehingga menyebabkan rasa sakit perdarahan dan keguguran.
Sedangkan aborsi dengan metode operasi paling umum dilakukan dengan aspirasi vakum. Operasi ini dilakukan dengan memasukkan sebuah tabung ke dalam rahim melalui serviks, kemudian janin dikeluarkan dengan alat isap.
Baca Juga: Lolly Ngaku Cinta dan Ingin Nikah dengan Vadel Badjideh, Malah Ditertawai Warganet
Bila terlalu sering lakukan aborsi, tindakan itu berbahaya bagi kesehatan perempuan. Dikutip dari Halodoc, berikut risiko aborsi yang bisa terjadi:
1. Komplikasi
Aborsi memiliki risiko komplikasi, meskipun tergolong rendah. Mungkin hanya menimbulkan sedikit rasa sakit dan perdarahan bila dilakukan sedini mungkin dalam masa kehamilan.
Beberapa komplikasi yang masih mungkin terjadi akibat aborsi seperti, infeksi rahim (uterus), aborsi tidak tuntas atau kegagalan mengeluarkan sebagian atau semua jaringan kehamilan dari rahim, perdarahan hebat, hingga kerusakan pada rahim atau leher rahim (serviks).
2. Masalah Kesuburan
Sebenarnya, aborsi tidak memengaruhi peluang untuk hamil dan memiliki kehamilan normal di kemudian hari. Namun, menggugurkan kandungan bisa membuat perempuan berisiko mengembangkan infeksi rahim.
Bila tidak segera ditangani, infeksi tersebut bisa menyebar ke saluran telur dan ovarium yang dikenal sebagai penyakit radang panggul. Penyakit itu bisa meningkatkan risiko kemandulan.
3. Masalah pada Kehamilan Berikutnya
Bila tidak segera ditangani, penyakit radang panggul yang bisa terjadi akibat aborsi juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik pada kehamilan berikutnya, yaitu ketika sel telur tertanam di luar rahim.