Suara.com - Nikita Mirzani dan Dewi Perssik kini dikabarkan tengah bersitegang. Keduanya bahkan terlibat cekcok panas dan saling mengumbar aib satu sama lain.
Terbaru, Nikita Mirzani dengan lantang menyebut Dewi Perssik dengan istilah 'hiperseks'. Sontak celotehan yang dikatakan Nikita Mirzani kepada Dewi Perssik semakin membuat situasi memanas dan menjadi sorotan publik.
Mengenai tudingan tersebut, apa itu hiperseks yang dituduhkan Nikita Mirzani kepada Dewi Perssik?
Apa itu hiperseksualitas (hypersex)?
Baca Juga: VIDEO Fitri Salhuteru Ultimatum Nikita Mirzani Agar Tak Belaga Kebal Hukum: Tidak Pandang Bulu
Hiperseksualitas yang secara medis dikenal dengan istilah hypersexual addiction atau compulsive sexual behaviour merupakan satu dari beberapa gangguan seksual.
Pada saat mengalami hiperseks, seseorang seolah mempunyai dorongan untuk melakukan aktivitas seksual secara berlebihan.
Melansir dari American Addiction Centers, hiper seksualitas termasuk dalam gangguan kecanduan atau adiksi. Hiperseks berbeda dengan orang yang memiliki hasrat seksual tinggi.
Seorang hiperseksual bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan aktivitas seksual, seperti misalnya berhubungan seks, membayangkan fantasi seksual, masturbasi, hingga kecanduan film porno.
Agar bisa terus memberi ‘makan’ obsesinya, ia juga tidak tanggung-tanggung mengeluarkan banyak uang untuk bisa mendapatkan pelayanan seksual dengan berbagai macam cara.
Baca Juga: Disamakan dengan Elly Sugigi, Lolly Anak Nikita Mirzani Punya Jawaban Menohok ke Netizen
Seseorang yang mengidap kelainan ini bisa saja mencoba jasa prostitusi, forum seks di internet, hingga berbagai platform seks berbayar lainnya.
Bahkan, kecanduan pada seks iin bisa membuat seseorang hiperseks mengorbankan pekerjaan, keluarga, ataupun berbagai hubungan sosial lainnya.
Oleh karenanya, kondisi tersebut bisa merusak hubungan dan menjadikan pengidapnya tidak bisa menjalani hidup dengan normal.
Ciri-ciri Hiperseksualitas
Ada beberapa ciri yang bisa menandakan seseorang mengalami hiperseksualitas, diantaranya:
- Tidak mampu membatasi diri dalam memenuhi dorongan seksual, seperti terus melakukan seks, menonton pornografi, hinggamasturbasi berlebihan.
- Tak kunjung mendapatkan kepuasan seksual, meskipun sudah melakukan aktivitas seksual dalam jangka waktu yang lama.
- Terus menghindari interaksi sosial agar bisa melakukan aktivitas seksual,
- Merasa bersalah dan membenci diri sendiri karena terobsesi dengan aktivitas seksual, tapi tetap tidak bisa berhenti.
- Sempat berusaha untuk lepas, tetapi selalu gagal.
Diketahui, melakukan aktivitas seksual terlalu sering juga bisa menyebabkan seorang hiperseksual mengalami tekanan dalam lingkungan sosial, depresi, hingga gangguan kecemasan.
Gangguan hiperseksual bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang gender, orientasi seksual (heteroseksual, homoseksual, atau biseksual).
Kontributor : Syifa Khoerunnisa