Suara.com - Saat bicara soal wine banyak orang langsung beranggapan bahwa kualitas terbaik banyak dihasilkan oleh negara - negara Barat. Tapi, siapa sangka bahwa kualitas wine tanah air juga bisa bersaing dengan produk dari berbagai negara lainnya.
Pesatnya pertumbuhan winery lokal menempatkan Indonesia ke dalam direktori wine dunia sebagai salah satu produsen New Latitude Wine (wine yang diproduksi di daerah dekat khatulistiwa).
Umumnya wine tersebut dipisahkan menjadi dua kategori: High Latitude Wines, yang diproduksi di wilayah yang terletak di atas garis lintang 50°; dan Low Latitude Wines, yang diproduksi di wilayah yang terletak di bawah garis lintang 30°.
Meskipun terdapat tantangan iklim dan kurangnya peminum wine karena pengaruh Muslim, Indonesia telah mengalami peningkatan dalam jumlah dan kualitas wine yang diproduksi. Begitu pula keju lokal yang menjadi ‘pasangan’ wine yang tak kalah berkembang.
Baca Juga: Tips Simpan Keju Sisa Agar Tak Keras ala Meisya Siregar, Ditaruh di Kulkas?
"Dari susu organik peternakan lokal, kualitas keju yang dihasilkan dapat menyamai kualitas keju Eropa. Saya juga berharap dengan berkembangnya industri wine dan kuliner Indonesia dapat membuka lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan ekonomi berkelanjutan yang sedang digalakkan pemerintah," ujar salah satu inisator Jakarta Wine Festival, Pritha Casadevall dalam keterangannya baru-baru ini.
Dari hal itulah kemudian ia mencetuskan Jakarta Wine Festival untuk pertama kalinya. Gelaran ini diadakan ada tanggal 31 Agustus 2023 – 2 September 2023 di Astha Mall District 8.
Ajang perayaan wine ini menghadirkan ratusan jenis wine dari berbagai belahan dunia dalam satu tempat, dan juga menggelar berbagai edukasi mengenai wine. Diawali dari Komunitas Jakarta Wine Club Series, yang didirikan di 2019 oleh Pritha. Dengan jumlah anggota yang mencapai 480 orang dan memiliki kegiatan edukasi wine rutin, keduanya memutuskan membuat kegiatan ini dalam cakupan yang lebih luas.
“Kami ingin menghadirkan wadah untuk semua orang agar bisa belajar mengenai wine dalam balutan edutainment,” ujar Pritha.
“Art of Celebration” diusung sebagai tema inklusif yang menyatukan penikmat wine, penikmat seni, dan siapa saja yang tertarik untuk lebih lagi merayakan kehidupan. Karenanya, gelaran ini berkolaborasi dengan berbagai individu dari berbagai bidang, kalangan usia, dan latar belakang untuk sama-sama mengapresiasi perayaan kehidupan lewat wine, seni, dan kuliner.
Tema selebrasi tak lantas mengesampingkan sisi edukasi yang menjadi fokus Jakarta Wine Festival. Ada total 20 workshop mengenai wine, seni, kuliner, kesehatan mental dan sustainability. Berbagai workshop dirancang untuk pemula di dunia wine hingga para expert.
Bagi pemula, ada workshop mengenal varietas wine, mengenal gelas wine, cara membaca menu wine, dan lainnya. Untuk level selanjutnya, ada wine and cheese pairing, wine and seafood pairing, serta food pairing dengan chef ternama. Bahkan, sertifikasi Wine & Spirit Education Trust (WSET) level 1 juga masuk dalam program Jakarta Wine Festival.
Beberapa nama besar di balik dunia wine Indonesia turut menjadi pengajar, di antaranya para sommelier seperti Pritha Casadevall, Kerta Widyawati, Ponti Young, Sansan Pratama dan Kiki Moka.
Selain tentang wine, digelar juga cooking class, dan workshop seni seperti watercolour painting, dan workshop seni dari mendaur ulang botol wine. Apresiasi dan perayaan seni tertuang dalam pameran yang menghadirkan karya seniman pematung Indonesia Adi Gunawan yang memamerkan beberapa koleksinya yang unik.