Suara.com - Ramai di media sosial candaan jual ginjal untuk beli tiket konser atau demi beli series handphone terbaru dan kekinian. Pertanyaanya, apakah hidup dengan satu ginjal aman?
Seseorang yang mengalami gagal ginjal atau penyakit ginjal kronik (PGK), umumnya dokter akan menganjurkan terapi pengganti ginjal (TPG) yang meliputi cuci darah atau diali, hingga transplantasi cangkok ginjal.
Nah, transplantasi cangkok ginjal dengan ginjal baru ini disebut yang paling ideal, karena ginjal sehat yang baru dapat menggantikan semua fungsi ginjal yang sudah gagal. Orang yang menerima donor ginjal disebut resipient, dan orang yang memberikan ginjalnya disebut pendonor. Kedua pihak ini harus hidup dengan satu ginjal.
"Masing-masing hidup dengan satu ginjal yang berfungsi dengan baik, karena itulah setiap orang yang akan mendonasikan ginjalnya harus diperiksa secara sangat teliti dan cermat, dalam kondisi sehat dan kedua ginjal berfungsi baik," ujar Konsultan Ginjal Hipertensi Eka Hospital BSD, dr. Tunggul Diapari Situmorang, Sp.PD-KGH melalui rilis yang diterima suara.com, Rabu (30/8/2023).
Baca Juga: Tersangka Perdagangan Ginjal Akui Dapat Bantuan dari Oknum Petugas Imigrasi
dr. Tunggul juga memastikan baik pendonor dan penerima donor tetap bisa hidup aman dan sehat dengan satu ginjal, bahkan bisa hidup normal. Apalagi tersisa satu ginjal di tubuhnya, tidak akan membuat kinerja satu ginjalnya jadi menurun, selama masih dalam kondisi sehat.
"Oleh sebab itu tidak perlu khawatir jika hidup dengan satu ginjal, dengan mempertahankan gaya hidup sehat, menjaga pola makan bergizi, berolahraga secara teratur, dan melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter, hidup dengan satu ginjal tidak akan menjadi masalah," papar dr. Tunggul.
Data asuransi jiwa yang membandingkan lamanya hidup orang dengan satu ginjal dan dua ginjal tidak menunjukkan perbedaan. Hal yang sama terjadi pada observasi 62 orang prajurit AS yang hidup dengan satu ginjal akibat korban perang, dibandingkan dengan 620 orang prajurit lainnya dengan dua ginjal, diikuti sampai 45 tahun, menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna.
Ada juga observasi pendonor ginjal dibandingkan dengan populasi dengan dua ginjal, yang diobservasi selama 20 tahun, tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara keduanya.
Efek Hidup dengan Satu Ginjal
Baca Juga: Sindikat Perdagangan Ginjal: Tak Bayar Pemeriksaan Kesehatan, Pendonor Perlu Penuhi Syarat
Pada uji coba dengan tikus yang diangkat satu ginjalnya dan dimonitor, ternyata ginjal yang tinggal tersebut mengalami pembesaran (hypertrophy) sebagai upaya kompensasi. Hal yang sama terjadi pada manusia yang dilahirkan dengan hanya satu ginjal atau pada pendonor ginjal, dimana ukuran ginjalnya menjadi relatif lebih besar sebagai upaya kompensasi.
Resiko yang dialami pendonor yaitu saat menjalani operasi transplantasi, dan risikonya bisa diturunkan jika sudah sudah dipersiapkan dengan baik. Sementara itu dilaporkan ada resiko hipertensi sedikit lebih tinggi yang mungkin dialami pendonor ginjal.
Oleh sebab itu, menjaga kesehatan secara umum dengan pola hidup sehat akan sangat penting pada seseorang yang hanya memiliki satu ginjal.
Peran Ginjal Bagi Tubuh
Ginjal terletak di samping belakang daerah pinggang berbentuk seperti kacang merah dan berfungsi untuk menyaring atau membersihkan zat-zat toksik (beracun), sisa proses metabolisme tubuh atau waste product dan zat-zat berbahaya lainnya yang masuk kedalam tubuh. Misalnya keracunan obat dan lain-lain.
Dua ginjal dalam setiap tubuh manusia, berukuran sebesar kepalan tangan orang tersebut dan masing-masing memiliki peran sama, sehingga tubuh dapat menyaring darah dari zat-zat berbahaya dengan maksimal setiap harinya.
Setiap hari ginjal menyaring darah hingga 200 liter. Ini dilakukan agar zat-zat berbahaya tidak menumpuk dan tersebar ke dalam tubuh. Sisa-sisa zat tersebut kemudian akan dibuang melalui urine saat buang air kecil.
"Inilah mengapa menjaga kesehatan ginjal sangat penting karena jika tidak berfungsi dengan baik, tubuh akan berisiko tertumpuk zat-zat toksik yang berbahaya dan berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian," tutup dr. Tunggul.