Anggota Paspampres Diduga Culik dan Bunuh Pemuda Aceh, Kok Bisa Ada Orang Brutal Banget?

Selasa, 29 Agustus 2023 | 19:37 WIB
Anggota Paspampres Diduga Culik dan Bunuh Pemuda Aceh, Kok Bisa Ada Orang Brutal Banget?
Anggota Paspampres, Praka RM tersangka kasus penculikan yang menewaskan Imam Masykur. (Foto: Dok. Pomdam Jaya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Heboh anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), Praka Riswandi Manik (RM) diduga menculik, menganiaya dan membunuh pemuda asal Aceh. Pertanyaanya, kenapa ya orang yang bersikap brutal?

Pemuda Aceh itu bernama Imam Masykur berusia 25 tahun, asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh. Ia meninggal setelah diculik dan disiksa diduga oleh anggota Praka PM itu di daerah Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.

Menurut pihak keluarga, Said Sulaiman, korban sempat meminta uang tebusan Rp 50 juta agar dirinya tidak disiksa dan dibunuh pada 12 Agustus 2023. Sampai akhirnya 24 Agustus 2023 korban ditemukan dalam keadaan tewas.

Padahal sebelumnya, pihak keluarga sudah melaporkan kejadian ini ke polisi pada 14 Agustus 2023, setelah korban tidak bisa dihubungi dan tidak pulang ke rumah. Apalagi pihak keluarga sebelumnya dikirimi video penyiksaan korban kepada pelaku.

Baca Juga: Fakta Tewasnya Imam Masykur: Dianiaya Habis-habisan Oknum Paspampres hingga Dibuang di Kali

Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Praka RM yang menjadi tersangka kasus penculikan dan penyiksaan seorang warga asal Aceh, Imam Masykur (25) hingga tewas. (Instagram/kolektifa)
Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Praka RM yang menjadi tersangka kasus penculikan dan penyiksaan seorang warga asal Aceh, Imam Masykur (25) hingga tewas. (Instagram/kolektifa)

Meski belum diketahui pasti, fakta sesungguhnya di balik peristiwa ini. Namun peristiwa ini membuat publik heran karena tidak menyangka aparat bisa berbuat kejam, padahal seharusnya bisa mengayomi masyarakat.

Melansir Verywell Mind, Selasa (29/8/2023) kebrutalan aparat mengacu pada penggunaan kekuatan berlebihan oleh petugas terhadap korban atau untuk mengendalikan situasi. Sikap ini bisa disebabkan berbagai faktor salah satunya sudut pandang psikologis.

Berikut ini beberapa penyebab sikap brutal aparat yang perlu dipertimbangkan:

1. Masalah Kesehatan Mental

Sebuah studi pada tahun 2019 menemukan bahwa petugas yang melaporkan dirinya terlibat dalam praktik polisi yang kejam cenderung memiliki tingkat gejala PTSD (gangguan stres pasca trauma) yang lebih tinggi. Masalah ini bisa membuat aparat bereaksi berlebihan menggunakan kekuatan mematikan yang tidak diperlukan.

Baca Juga: Sempat Diunggah Ahmad Sahroni, Pomdam Jaya Pastikan Video Orang Dicambuk Dalam Mobil Bukan Imam Masykur

2. Pengaruh Organisasi

Lembaga atau organisasi tempat aparat bernaung kerap menetapkan batasan penggunaan kekerasan. Hasilnya petugas malah menggunakan tolok ukurnya sendiri yang terlalu kabur dan tidak jelas. Hasilnya petugas yang menggunakan kekerasan cenderung lebih meningkat.

3. Sudah Jadi Kebiasaan

Jika aparat yang melakukan kekerasan tidak ditegur atau tidak dihukum tegas, hasilnya banyak aparat menyimpulkan sikap brutal itu biasa, dan sudah jadi bagian dari tugas yang mereka jalankan. Tapi mirisnya, jika warga sipil melakukan kekerasan terhadap orang lain, dengan tingkatan dan situasi yang sama, hal itu akan dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI