Suara.com - Usai pandemi Covid-19 melanda, brand skincare hingga klinik kecantikan terus bermunculan karena semakin banyak yang fokus pada kesehatan kulit. Jadi penasaran, perawatan klinik apa sih yang lagi tren di Indonesia dan luar negeri, beda nggak sih?
Fakta menarik diungkap Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Dikky Prawiratama, M.Sc, Sp.KK bahwa dalam tiga tahun terakhir ada lebih dari 400 brand skincare yang di-approve atau dapat registrasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Dari jumlah itu 26 persen di antaranya buatan industri estetik atau klinik kecantikan.
"Jadi ini membuktikan lebih banyak orang yang concern ke kualitas kulit, dan masih banyak yang pengen putih. Ini karena dari 400 ribu brand, hampir 90 persen brand tidak ada yang memberikan tawaran brightening (mencerahkan) kulit," papar dr. Dikky melalui rilis pengenalan Morpheus 8 dan Evolve X kerjasama PT Regenesis Indonesia dengan INMODE, Senin (28/8/2023).
Kenyataan masih tingginya minat masyarakat Indonesia punya kulit putih juga dibenarkan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Hafiza Fikri Fadel, Sp.KK, PGC. Ia menegaskan bahwa dirinya masih harus mengeluarkan effort atau usaha lebih untuk memberikan edukasi pada pasiennya di klinik.
Baca Juga: Sejarah Miss Universe Indonesia, Apa Bedanya dengan Miss Indonesia dan Puteri Indonesia?
"Dari dulu sampai sekarang di Indonesia masih pengen putih. Jadi dengan kehadiran klinik kita memberi edukasi ke pasiennya, bahwa cantik bukan sekedar warna tapi skin quality (kualitas kulit). Dari sana baru kemudian pasien yang pilih melakukan perawatan laser bisanya sudah teredukasi dengan baik," papar dr. Hafiza.
Tapi beda Indonesia beda juga tren perawatan kecantikan di Italia Eropa. Berdasarkan pengalaman bedah plastik, masih banyak warga Italia yang melakukan perawatan filler, memperbaiki kondisi hidung, termasuk juga botox.
"Untuk operasi plastik, bagian dada paling banyak. Baru setelah itu, kandung mata. Tapi uniknya mereka makin kesini tidak mau dibedah atau dioperasi, jadi kita tawarkan ke estetik medik hasilnya alat dan teknologi baru akan sangat membantu," jelas Dokter Bedah Plastik Italia, Eropa, dr. Pier Paolo Rovatti.
Di sisi lain, keinginan pasien untuk melakukan perawatan invasif juga semakin rendah. Oleh karena itu, mereka juga mendambakan layanan instan dan mudah yakni minimal invasif, yaitu seperti pembentukan otot perut, lengan dan paha menggunakan Evolve X.
Di mana hasilnya 6 kali perawatan bisa menghasilkan bentuk otot setara dengan aktivitas gym atau angkat beban satu tahun. Kemampuan ini bisa terjadi berkat kontraksi otot sebanyak 288.000 kali dalam 30 menit
Baca Juga: Anti Ribet, Ini Tips Bagi Millenial yang Ingin Mulai Bangun Brand Skincare dengan Harga Terjangkau
"Termasuk juga Morpheus 8, saya tidak perlu tuh membedah kulit lalu menariknya, tapi bisa kendor karena kolagen kulitnya tidak dirangsang dari dalam. Jadi mereka tanpa dibedah sudah bisa membuat kulit kencang, tanpa perlu dibedah dan ditarik-tarik. Atau bisa juga sedikit pembedahan, tapi setelahnya dirawat dengan alat ini untuk merangsang kolagen jadi lebih kencang tahan lama," jelas dr. Pier.