Umumnya bahan semai berupa NaCl ke awan di antarkan menggunakan pesawat, tapi beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengembangkan metode penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat. Salah satunya menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana Pohon Flare untuk sistem statis.
Kedua metode ini mempunyai prinsip kerja yang sama dalam menghantarkan bahan semai ke dalam awan, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya.
Tak heran, metode GBG dan Pohon Flare biasanya digunakan di wilayah yang mempunyai topografi pegunungan.
Hujan Buatan Efektif Kurangi Polusi Udara?
The Daily Beast, menurut para peneliti Tiongkok hujan buatan mampu mengurangi polusi udara di kota Beijing lebih dari dua pertiganya, dan membuat indeks kualitas udara jadi lebih baik.
Tapi Profesor Ilmu Atmosfer Kelautan Universitas Colorado, Boulder, Katja Freidrich mengatakan hujan buatan bukan langkah yang paling efektif, dan Tiongkok bisa jadi salah kaprah, polusi ini bisa digunakan secara jangka panjang.
"Hujan memang menghilangkan polusi di udara, tapi tidak menghilangkan sumbernya. Menurut saya lebih mudah menyelesaikan masalah (penyebab) polusi udara daripada mencoba menyelesaikannya dengan penyemaian awan," terang Katja.
Ia juga menambahkan penyemaian bukan solusi polusi udara tapi efektif untuk mengatasi kekeringan. Seperti di Amerika Barat mengalami kekeringan panjang, sehingga negara bagian Barat seperti Arizona, California, Colorado, dan Wyoming telah menerapkan penyemaian awan untuk menjaga tanaman tetap hidup dan menjaga pasokan air.
Baca Juga: Aksi Siram Jalanan untuk Kurangi Dampak Polusi Udara di Jakarta Tuai Komentar Skeptis: Emang Ngaruh?