Suara.com - Berkat tren media sosial semakin banyak orang yang ingin punya penampilan menarik dengan target body goals, salah satunya tubuh berotot. Tapi sayangnya, banyak yang ingin hasil instan dan tidak memperhatikan aspek kesehatannya.
Dalam kunjungan PT Nutrifood Indonesia yang menaungi brand L-Men ke markas Suara.com di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023) terjadi diskusi seru tentang apa itu body goals tubuh berotot dan hubungannya dengan kesehatan.
Beberapa sosok yang terlibat dengan diskusi ini yaitu Brand Manager PT Nutrifood Indonesia Yesaya Christian, Pemenang The New L-Men of the Year 2023 Nathanael Yoga Langi, Redaktur Eksekutif Ririn Indriani, Editor Lifestyle dan Kesehatan Suara.com, Muhammad Reza Sulaiman damn beberapa Tim PR PT Nutrifood.
Dalam diskusi terjadi obrolan menarik tentang kemudahan gaya hidup sehat yang bisa diterapkan sehari-hari agar mendapatkan body goals seperti tubuh berotot yang diinginkan, yaitu mengusahakan lebih dulu menikmati prosesnya.
Baca Juga: Perut Berotot Pevita Pearce Bikin Kagum, Rajin Workout Jadi Kunci
Apalagi Yesaya menemukan saat ini banyak orang ingin mendambakan hasil instan menggunakan teknologi sedot lemak dan sebagainya, tapi mengabaikan prosesnya berupa konsisten menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga.
"Kita ingin balikin lagi ke jargon sehat sesungguhnya, jangan instan dan menghalalkan segala cara. Kalau otot besar itu bonus dari pola hidup sehat yang dilakukan. Selain badan bagus dan atletis, performa harian lebih baik, lebih sehat saat bekerja, nggak gampang lemas dan konsentrasi meningkat," ungkap Yesaya dalam diskusi tersebut.
Pendapat ini juga dibenarkan Ririn yang memaparkan tantangan besar bekerja di industri media membuat pekerjanya lebih sulit menerapkan gaya hidup sehat dengan jam kerja yang tidak menentu. Sehingga bahaya jika tidak dibarengi hidup sehat, karena akan lebih mengandalkan makanan instan dan goreng-gorengan yang tinggi lemak.
"Sesibuk apapun bagaimana caranya mengatur punya istirahat berkualitas. Menjaga kebugaran dan kesehatan tidak perlu mahal, contohnya itu saya lakukan dari tempat kost ke kantor berjalan kaki bolak-balik sudah menempuh jarak 2 kilometer dan itu sudah jadi rutinitas harian," kata Ririn.
Di sisi lain, Nathanael juga mengungkap kiatnya mencapai body goals dalam waktu 6 bulan selama pandemi Covid-19. Menurutnya, saat itu yang dipikirkan bukan ingin memiliki tubuh berotot, tapi ia ingin menjaga kesehatan karena saat itu Nathanael punya tubuh yang terlalu kurus sehingga berisiko terluka saat berolahraga basket.
Baca Juga: Berotot dan Punya Berat Badan Dua Kali Lipat, Rizky Billar Diduga Banting Lesti Kejora Berkali-kali
"Kalau panggilan hidup sehat itu sudah dari sebelum Covid-19, dulu akun kurus banget. Sedangkan aku ikut basket, tinggi aja nggak cukup tapi perlu memperkuat otot agar tidak 'mental' (terdorong dan cidera) waktu bertanding dengan tim lawan. Dari sana aku lebih cari tahu jenis makanan dan sumbernya yang dibutuhkan tubuh," papar Nathanael.
Diskusi seputar pola hidup sehat ini mengalir secara alami, bahkan terjadi kegiatan pertukaran informasi kesehatan. Termasuk juga tips dan trik agar punya body goals dan tubuh berotot sehingga tampil lebih percaya diri di zaman serba media sosial seperti saat ini.
Termasuk juga pembahasan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia yang cenderung kekurangan asupan protein, padahal sumber protein mudah ditemukan dari seluruh penjuru negeri. Bahkan berkat perkembangan teknologi pangan, ada juga minuman berprotein yang bisa jadi pilihan agar lebih mudah memenuhi kebutuhan harian setiap orang.