Suara.com - Polusi udara di Jakarta telah menyita perhatian banyak orang, termasuk para artis yang memiliki anak. Salah satunya Nikita Willy yang sampai lakukan terapi khusus untuk anaknya baby Issa Xander.
Meski sang anak tidak sampai sakit akibat menghirup udara Jakarta, namun Nikita Willy putuskan tetap lakukan pencegahan dengan memberikan Issa salt therapy atau terapi menggunakan garam.
"Issa sedang tidak batuk/pilek, tapi karena udara Jakarta sedang tidak bagus jadi aku coba seminggu sekali melakukan salt therapy," ungkap Nikita Willy lewat Instagram story pribadinya, dikutip Rabu (23/8/2023).
Dari video yang dia unggah, nampak baby Issa sedang bermain di satu ruangan yang penuh dengan tumpukan garam. Nikita Willy beranggapan kalau terapi garam itu bermanfaat untuk menyerap racun di dalam tubuh, termasuk dari paparan polusi udara.
Baca Juga: Ngulek Bumbu Seblak, Nikita Willy PD Meski Tak Tahu Caranya: Dulu Aku Pernah Syuting Ngulek
"Saat anak menghirup garam, hal itu akan membantu menyerap racun, alergen dan partikel udara yang tidak baik lainnya dari saluran pernapasan, sehingga menghilangkannya dari tubuh," ujar istri Indra Priawan tersebut.
Terapi garam yang diberikan Nikita Wilky kepada anaknya sebenarnya disebut juga dengan haloterapi dalam istilah medis. Tindakan itu merupakan terapi holistik alternatif dengan cara menghirup aerosol garam kering khusus medis. Manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan pernapasan, tapi juga kulit hingga meningkatkan kekebalan tubuh.
Dikutip Select Salt, terapi garam memang bisa diberikan kepada anak. Tetapi, orang tua perlu mengetahui bahwa sistem pernapasan dan kekebalan tubuh anak belum sepenuhnya berkembang hingga usia 10 tahun. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui efek samping dari haloterapi pada anak.
Tetapi, belum ada penelitian yang menunjukan adanya efek samping negatif terhadap anak yang melakukan haloterapi. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa haloterapi tidak hanya aman untuk orang dewasa, namun juga untuk anak-anak segala usia, termasuk bayi dan ibu hamil.
Hasil studi dari The Clinical Studies in Chronological Order pada 2017 menunjukkan adanya pengaruh signifikan terapi garam terhadap tingkat PEF pasien pada minggu kedua. Namun, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan frekuensi dan waktu terapi garam yang berbeda pada gangguan pernapasan.
Baca Juga: Winona Willy Bertanya Caranya Ngulek, Nikita Willy: Aku Bisa, Dulu Pernah Pas Syuting
Haloterapi juga terbukti menghasilkan anti-inflamasi, pengeringan, mukolitik, imunomodulator, dan sanogenetik yang nyata. Tingginya efektivitas haloterapi untuk penerapan profilaksis pada anak-anak yang sering sakit ditekankan bersamaan dengan kemungkinan penggunaannya secara luas untuk pengobatan penyakit pernafasan akut dan kombinasi rehabilitasi medis pada anak-anak yang menderita gangguan THT kronis, penyakit pernafasan, dan kulit.