Suara.com - Aktris Dian Sastrowardoyo mengaku kesal pada guru SMP-nya karena memaksa masuk jurusan bahasa saat SMA, hanya karena saat itu ia berkiprah di bidang seni hiburan. Menurut pemeran Ada Apa Dengan Cinta itu, tindakan sang guru merupakan bentuk stigma.
Kekesalan ini diungkap Dian Sastrowardoyo, karena masih menyisakan api dendam mendasar dalam dirinya. Ini karena, alih-alih diberikan keleluasaan mengikuti jurusan dengan fokus pelajaran matematika yang disukainya, Dian malah 'dipaksa' masuk jurusan bahasa.
"Aku berkarir dari SMP usia 13 tahun, aktif di majalah remaja. Guru aku punya stigma kepada aku, karena menganggap aku perempuan, di industri seni dia masukin jurusan aku udah pasti bahasa aja, padahal aku suka banget matematika," ungkap Dian menggebu-gebu dalam acara peluncuran beasiswa Perempuan Inovasi 2023 di Plaza Indonesia, Selasa (22/8/2023).
Dian tidak menampik bahwa ia juga menyukai pelajaran bahasa, tapi menurut lawan main Nicholas Saputra itu bahasa adalah jurusan non eksakta atau bukan jurusan yang bersifat ilmu konkrit. Sedangkan kata Dian, matematika, pelajaran yang sangat disukainya merupakan bidang ilmu eksakta.
Baca Juga: Suami Dian Sastrowardoyo Ngambek Istrinya Potong Rambut Pendek: Gue Didiemin 2 Hari
"Cuma ada mainset kaya, udah ditentuin duluan. Aku nggak dikasih pilhan, kesalnya lagi anak bahasa itu cuma non eksakta, aku suka banget matematika. Jadi di sana aku punya api dendam mendasar, karena aku nggak dikasih kesempatan untuk buktikan diri bisa matematika," cerita Dian.
Akhirnya karena tidak diberikan jurusan matematika, Dian coba melawan dan mendobrak stigma tersebut dengan mengambil les matematika di luas sekolah. Fantastisnya saat Ebtanas atau unian akhir sekolah, dari 100 soal hanya ada 2 soal yang dijawabnya salah.
"Jadi aku kesal dapat 98, harusnya 2 soal itu kalau aku bener sedikit lagi aku dapet 100. Jadi intinya aku kesal sama guru aku karena udah ditekan duluan bahwa aku cukup di bahasa aja," ungkap Dian.
Menurutnya, pengalaman dirinya masih banyak dialami dan didapat pada anak perempuan yang di kelas itu pintar, juara kelas tapi nggak dikasih akses untuk berkembang. Salah satunya kemampuan anak perempuan di bidang Sains, Teknologi, Engineering, Teknik, dan Matematika (STEM) yang tidak kalah dibandingkan anak lelaki.
"Anak perempuan itu jago di bidang STEM, tapi problemnya mereka nggak dikasih akses contohnya seperti les atau pelatihan. Ditambah anak-anak ini ngggak punya kepercayaan diri, mindsetnya minder duluan, takut duluan. Padahal siapa tahu kalau dicoba malah jago dan lebih bagus," papar Dian.
Inilah sebabnya untuk mendobrak stigma ini, Dian melalui Yayasan Dian Sastrowardoyo bekerjasama dengan Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa) membuka beasiswa untuk 250 perempuan, minimal usia 12 tahun yang mau mencoba berkarir di bidang teknologi, dan punya minat di bidang STEM akan diberikan pelatihan yang siap ke dunia kerja gratis.
Program terbuka untuk perempuan yang duduk di bangku pendidikan SMP, SMA/SMK sederajat, mahasiswa, profesional, atau yang sedang mencari pekerjaan. Peserta harus memiliki akses internet dan laptop atau komputer sekaligus berkomitmen untuk mengikuti program hingga selesai.
Fantastisnya, sebanyak 14.000 sudah perempuan yang mendaftar di program ini, sebelum nantinya dikurasi menjadi 250 orang untuk mendapatkan pelatihan dan siap di dunia kerja.