Suara.com - Baim Wong blak-blakan tentang aktivitas ranjangnya dengan sang istri Paula Verhoeven. Kepada Nikita Mirzani, Baim Wong mengaku kalau hubungan seks baginya sangat penting untuk keharmonisan rumah tangga.
Bahkan, menurutnya hubungan seks adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Ia pun mengakiu kalau pernah hubungan seks sampai 7 kali dalam satu minggu.
"Berapa minggu sekali berhubungan seks? Kalau Dicky sebulan 2-3 kali. Kalau kata Baim penting banget, berarti seminggu berapa kali?" tanya Nikita Mirzani dalam podcast yang diunggah di kanal Youtube Nexera Entertainment, beberapa waktu lalu.
"Ya bener sih 2-3 kali bisa. Pas lagi mau ya bisa seminggu 7 kali juga pernah," jawab Baim Wong.
Baca Juga: Baim Wong Blak-blakan Rutin Seks Bareng Paula Verhoeven Seminggu Bisa 7 Kali
Pengakuan Baim Wong itu lantas menjadi sorotan. Pasalnya, berhubungan seks 7 kali dalam seminggu sama saja melakukannya setiap hari. Selain dilihat dari sisi kesehatan, apakah hubungan intim dengan istri setiap hari memang diperbolehkan dalam Islam?
Hubungan intim sebenarnya termasuk dalam nafkah batin yang harus dipenuhi suami. Dikutip dari NU Online bahwa memang ada berbagai pendapat ulama terkait berapa kali hubungan seksual sebaiknya dilakukan oleh suami dan istri.
Menurut salah satu pendapat, yakni dari Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya dikatakan bahwa suami dan istri idealnya hubungan seksuak 4 hari sekali. Sebagaimana tertulis salam kitabnya sebagai berikut:
“Seyogianya suami melakukan hubungan intim dengan istri empat malam sekali, dan ini yang paling ideal. Hal ini karena jumlah wanita yang boleh dipoligami itu sampai empat. Karena itu, suami boleh menunda tidak berhubungan intim hingga lebih dari batasan ini, yaitu empat hari. Namun demikian, seyogianya suami boleh mempercepat atau memperlambat waktu hubungan intim sesuai kebutuhan biologis istri agar tidak selingkuh. Suami pun wajib memenuhi kebutuhan biologis istri. Akan tetapi suami tidak boleh memaksa istrinya memenuhi hasratnya, karena pemenuhan hasrat biologis itu sulit dipaksakan”. (Al-Ghazali, Ihya 'Ulumuddin, juz II, halaman 50).
Hal yang mesti dipahami dalam penjelasan Imam Al-Ghazali ialah angka empat hari sekali bukanlah patokan yang kaku. Karenanya di atas disebutkan kalimat: “boleh mempercepat atau memperlambat”.
Baca Juga: Baim Wong Blak-Blakan Ngaku Bisa Berhubungan Seks Sampai 7 Kali Seminggu, Idealnya Berapa Sih?
Artinya, frekuensi berhubungan intim antara suami dan istri harus melihat pada kebutuhan biologis antara keduanya serta kesiapan fisik dan psikisnya. Seorang istri hendaknya tidak menelantarkan suaminya apabila suaminya menghendaki. Sebaliknya, suami juga jangan mengacuhkan istrinya jika memang dirasa istri sedang membutuhkan kasih sayang.