Ma'ruf Amin dan Istri Pakai Baju Adat Sumatera Barat Hadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi, Ini Maknanya

Kamis, 17 Agustus 2023 | 16:56 WIB
Ma'ruf Amin dan Istri Pakai Baju Adat Sumatera Barat Hadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi, Ini Maknanya
Ma'ruf Amin. (Dok. Instagram.khmarufamin
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi dilaksanakan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Acara ini dihadiri oleh masyarakat, pejabat, Presiden Joko Widodo (Jokowi), serta Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Berbeda dengan Jokowi yang memakai baju Ageman Songkok Singkepan Ageng, Ma’ruf Amin hadiri upacara dengan pakaian adat khas provinsi Sumatera Barat. Ma’ruf Amin juga kompak memakai pakaian adat Sumatra Barat bersama sang istri, Wury Estu Handayani.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Ma’ruf Amin menjelaskan makna di balik pakaian berwarna ungu yang dikenakannya. Dalam caption unggahannya, makna baju yang dipakainya tersebut merupakan lambang kepemimpinan.

Sementara itu, warna ungu pada pakaian adat Sumatera Barat yang dikenakannya itu untuk mempertegas karakter sosok pemakainya.

Baca Juga: Tak Sekadar Anggun, Baju Adat Minahasa Erina Gudono Ternyata Ramah Lingkungan

“Menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Halaman Istana Merdeka, Jakarta. Saya dan istri mengenakan pakaian adat dari Provinsi Sumatera Barat. Makna filosofis dari pakaian adalah melambangkan kepemimpinan dari orang yang memakainya. Warna ungu yang mendominasi semakin mempertegas karakter,” tulis Ma'ruf Amin dalam unggahannya.

Dalam pakaian yang dikenakannya itu juga terdapat aksesoris keris yang ada di bagian pinggang. Makna keris di pinggan ini menjadi lambang kehati-hatian dalam mengambil sebuah tindakan. Oleh karena itu, orang yang memakai aksesoris tersebut harus bisa berpikir dan menimbang segala baik atau buruk atas keputusannya.

Sementara itu, istrinya memakai pakaian khas Koto Gadang. Busana yang dikenakan sang istri ini mencerminkan falsafah Minangkabau basyandi syarak, syarak basandi kitabullah. Hal ini membuat adat yang diterapkan tidak lepas dari prinsip agama Islam.

Busana khas Koto Gadang ini, terdapat kain segi empat di kepala, yakni tinkuluak tilakuang. Kainnya ini mengisyaratkan masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi agama Islam.

“Tak seperti pakaian Minang lazimnya yang menggunakan suntiang, busana adat Koto Gadang identik dengan kain segi empat yang dikenakan di kepala atau dikenal dengan sebutan tinkuluak tilakuang. Mengisyaratkan sebagai telekung pada mukena dan menandakan bahwa masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi agama Islam,” sambungnya.

Baca Juga: Makna dan Filosofi Ageman Songkok Singkepan Ageng yang Dipakai Jokowi di HUT RI ke-78

Sementara itu, model baju Koto Gadang ini juga terdapat celah di leher yang bermakna akan menerima masukan dari orang lain. Artinya, pemakainya akan menerima dan menyikapi masukan dari orang lain dengan bijak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI