Heboh! Jokowi Batuk 4 Minggu Akibat Polusi Udara, Ahli Gizi Saran Konsumsi 4 Makanan Ini

Rabu, 16 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Heboh! Jokowi Batuk 4 Minggu Akibat Polusi Udara, Ahli Gizi Saran Konsumsi 4 Makanan Ini
Presiden Joko Widodo. (Instagram/@jokowi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Heboh Presiden Joko Widodo atau Jokowi batuk selama 4 minggu terakhir, akibat polusi udara Jakarta yang memburuk di angka 162 dan masuk kategori berbahaya. Gimana ya caranya cepat pulih?

Diceritakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang melihat kondisi atasannya saat rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta. Menurut cerita Jokowi kepada jajaran menterinya, ia tidak pernah mengalami batuk begitu lama.

"Presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu beliau (Presiden Joko Widodo) belum pernah merasakan seperti ini," kata Sandiaga, Senin, 14 Agustus 2023.

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8/2023). ANTARA/Indra Arief Pribadi
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8/2023). ANTARA/Indra Arief Pribadi

Bahkan kondisi batuk Jokowi juga sudah dikonfirmasi dokter kepresiden, dan dibenarkan jika polusi udara turut memperburuk kesehatan orang nomor satu di Indonesia itu.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Jokowi Kukuhkan 76 Anggota Paskibraka di Istana Negara

Menanggapi ini, Ahli Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ahmad Sulaeman,MS,PhD memberikan beberapa kiat masyarakat yang mengalami kondisi serupa seperti Presiden Jokowi, antara lain sebagai berikut:

1. Jangan Makan di Tempat Sembarangan

Dikatakan Prof. Ahmad, makanan yang terekspos udara luar ruangan bisa menyebabkan infeksi saluran napas atas atau ISPA. Inilah sebabnya disarankan tidak sembarangan konsumsi makanan yang mudah terkontaminasi debu.

"Makanya saya nggak menyarankan beli makanan di daerah debu beterbangan. Saya juga tidak suka tempatnya terlalu terbuka, jadi debu dan polusinya pasti terkonsumsi. Polusi itulah yang menempel di makanan itu juga. Jadi hati-hati cari tempat kuliner," ujar Prof. Ahmad kepada suara.com, dalam acara Jelajah Gizi 2023 bersama Danone dan Citilink, kepada awak media di Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/8/2023).

2. Konsumsi Vitamin C

Baca Juga: Pengamat Sebut Imbauan WFH Tak Akan Berpengaruh Banyak Kurangi Polusi Udara Jakarta

Prof. Ahmad juga menyarankan agar masyarakat yang mengalami ISPA karena polusi, disarankan mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh seperti vitamin C.

"Makanan yang bisa mengurangi kondisi ISPA, yang penting tinggi vitamin C. Misalnya konsumsi jeruk, segala macam, apapun yang tinggi vitamin C akan meningkatkan kekebalan. Selain jeruk tidak masalah juga konsumsi vitamin C minum, setiap hari," terang Prof. Ahmad.

Selain vitamin C, bisa juga tambahan mikronutrien berupa vitamin A dan E yang bisa didapatkan dari konsumsi sayuran dan buah-buahan. Ditambah protein yang bisa didapatkan melalui olahan, ikan, daging, telur, susu hingga protein nabati seperti tahu dan tempe.

3. Konsumsi Propolis

Propolis adalah zat resin yang dihasilkan oleh lebah dari bahan dasar yang diambil dari pucuk tumbuhan. Zat ini kaya kandungan flavonoid yang baik sebagai antioksidan, sehingga kerap dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan.

Menurut Prof. Ahmad propolis ampuh bantu proses penyembuhan radang infeksi saluran napas atas atau ISPA, termasuk juga TBC dan Covid-19. Ia menyarankan propolis dikonsumsi 7 hingga 10 tetes.

"Dibiarkan lama di tenggorokan, hingga dahak keluar. Bisa juga dibuang atau ditelan," papar Prof. Ahmad.

4. Konsumsi Makanan Hangat

Makanan berkuah dan hangat disebut Prof. Ahmad bisa meningkatkan nafsu makan saat sedang ISPA. Contohnya seperti sup, sayur bening hingga bakso hangat. Tapi ia mengingatkan untuk tidak dengan tambahan sambal.

"Hangat itu bagus, tapi makanan ini dikonsumsi dalam keadaan hangat atau panas. Nanti saat hangat atau panas itu bakteri itu akan bakal mati. Bakteri atau virus ini ada dan bisa terbawa debu hingga menyebabkan ISPA," pungkas Prof. Ahmad. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI