5 Cara Bikin Personal Branding di Media Sosial untuk Mahasiswa Agar Dilirik Perusahaan

Selasa, 15 Agustus 2023 | 14:45 WIB
5 Cara Bikin Personal Branding di Media Sosial untuk Mahasiswa Agar Dilirik Perusahaan
Ilustrasi personal branding. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jejak digital di media sosial bukan isapan jempol belaka. Ini juga bisa mempengaruhi personal branding atau branding diri dan bakal dilihat oleh perusahaan sebagai calon karyawan atau mempengaruhi kerjasama loh.

Fakta ini dijelaskan Digital Marketing Manager Essity for Indonesia, Yuditia Hendrawarman bahwa sosial media sangat penting bagi mahasiswa khususnya untuk jurusan desain, karena media sosial pada dasarnya adalah area publik tapi di internet.

"Jadi media sosial itu kan publik. Dimana publik bisa lihat harusnya menunjukan citra yang baik juga sih di luar. Jadi harus share sesuatu yang positif, nanti kalau memang si recruiter (HRD perusahaan) lihat, akan lihat kita sebagai individu yang baik," ujar Yuditia di acara BINTER Calling Communications BINUS International di Kampus BINUS Senayan melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (12/8/2023).

Berikut ini cara membuat personal branding di media sosial untuk mahasiswa yang perlu diperhatikan:

Baca Juga: 4 Drama Korea yang Angkat Isu Kehidupan Palsu Para Influencer Terkenal!

1. Manfaatkan Link Khusus

Untuk membuat personal branding khususnya mahasiswa desain, media sosial bisa dimanfaatkan untuk memposting desain terbaiknya. Dengan begitu khalayak umum akan menilai karya dan kinerja si mahasiswa tanpa meminta data lebih dulu.

Digital Marketing Manager Essity for Indonesia, Yuditia Hendrawarman. (Dini/Suara.com)
Digital Marketing Manager Essity for Indonesia, Yuditia Hendrawarman. (Dini/Suara.com)

Jika merasa karya desain sudah terlalu banyak dan agar mempermudah bisa memanfaatkan link dokumentasi khusus, yang bisa diakses khalayak ramai.

"Di media sosial ada yang namanya Link Tree, itu bisa dipakai. Dikik nanti orang bisa masuk ke dalam link dia bisa create blog yang isinya desain dia juga, di highlight di sosial media, jadi sebetulnya nggak cuma di media sosial. Dia juga harus bisa memanfaatkan semua yang ada di digital dan tools-toolsnya itu," papar Yuditia.

2. Punya Akun Berbeda

Baca Juga: 4 Alasan Kamu Tak Perlu Iri Melihat Story Hura-hura Teman di Media Sosial

Akun yang berbeda ini dimaksudkan untuk memisahkan antara akun pribadi, dengan akun media sosial brand yang dibangunnya. Ditujukan agar publik tahu mana akun bisnis dan mana akun pribadi.

"Anak sekarnag suka jualan, anak desain jualan baju ya nggak apa-apa punya akun lain, karena harus punya sosial media khusus untuk brand dia, kan nggak bisa di dalam brand dia, posting foto sama teman, lalu dia branding tentang bajunya dia jadinya nyampur," terang Yuditia.

3. Unggah Sesuatu yang Baik

Lantaran jejak digital tidak akan hilang, begitu juta bila menuliskan komentar negatif dan bisa jadi tanpa sengaja perusahaan yang akan bekerjasama melihat, lalu mengubah citra menjadi buruk. Inilah sebabnya Yuditia menyarankan hanya posting sesuatu yang positif.

"Posting yang positif aja, yang sesuai kuliah digital kemampuannya dia, atau personal sesuatu yang tidak akan dilihat oleh recruiter, kok nih anak kayak gini ya," jelas dia.

4. Tidak Harus Punya Semua Akun

Karena sosial media banyak jenis dan tujuannya, Yuditia lebih menyarankan untuk fokus 'memoles' akun yang berhubungan dengannya keahlian, fokus dan minat yang dimiliki. Sehingga tidak perlu punya semua media sosial jika ditujukan untuk bisnis.

"Jadi tergantung orang juga, balik lagi ke orangnya. Itu kan buat eksplor, jadi kalau buat saya nggak apa-apa punya semuanya, cuma mana yang cocok aja, korelasinya mana yang bisa menguntungkan buat dia," katanya.

"Kalau anak desain, mungkin yang suka bikin motion grafis TikTok sama Instagram, yang suka nulis jangan-jangan di Facebook yang bisa panjang, jadi lagi-lagi sesuai kebutuhan," lanjut Yuditia.

5. Perhatikan Caption

Banyak orang dibuat bingung cara membuat caption, hasilnya malah pilih membiarkannnya tidak terisi atau hanya menggunakan emoji maupun kalimat candaan. Padahal menurut Yuditia caption sangat penting sebagai iklan dengan copy writing.

"Sesuaikan apa yang mau disampaikan di campign tersebut sesuai campign sehingga agar jangkaunnya bisa tercapai. Lalu yang terakhir harus ada investasi sedikit, kita lakukan social ads. Jujur aja Instagram, Facebook dan lain-lain itu kalau kita nggak beriklan nggak dapet jangkauannya, karena mereka membuatnya seperti itu," tutup Yuditia.

Adapun kegiatan BINTER CALLING rutin ini digelar untuk mengundang mahasiswa, tenaga pendidik, hingga masyarakat umum. Ditujukqn agar semakin banyak orang mengetahui efek media sosial dan cara menggunakannya untuk berkomunikasi dengan lebih efektif.

“Media sosial sudah ada di mana-mana dan digunakan banyak orang. Semua orang punya peran masing-masing untuk menciptakan budaya digital yang lebih baik, salah satunya dimulai dengan awareness dulu. Saya rasa ini sejalan dengan napas BINUS untuk empowering community,” tutur Dian Ayuria Sarwono, S.Pd., M.A. selaku Head of Program Communications BINUS International.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI