Saat menyusui ibu akan melepaskan hormon oksitosin yang merangsang produksi ASI, tapi di saat bersamaan bisa menyebabkan kontraksi rahim. Kontraksi rahim yang dialami cenderung ringan, jika kondisi kehamilan tidak berbahaya.
Tapi pada kehamilan yang berisiko tinggi seperti riwayat kelahiran prematur hingga pernah keguguran. oksitosin bisa menambah kontraksi rahim dan mempengaruhi kehamilan.
2. ASI Berubah
ASI yang diberikan pada anak yang disusui dari ibu hamil bisa dipastikan tetap bernutrisi, tapi isi, kuantitas, konsitensi, dan rasanya bisa berubah seiring waktu perubahan hormon saat hamil.
ASI bisa jadi lebih asin, produksinya menurun, yang hasilnya anak yang disusui bisa dengan sendirinya menyapih atau berhenti minum ASI sebelum bayi di kandungan lahir.
3. Ketidaknyamanan Fisik
Pada kehamilan trimester pertama, ibu akan mengalami nyeri puting dan nyeri payudara, ditambah ia harus menyusui bayi sekaligus. Apalagi ibu hamil akan mengalami penurunan asupan makanan dan air karena mual di pagi hari atau morning sickness sehingga merasa terus, sehingga ketidaknyamanan fisik bisa bertambah.
4. Risiko Kesehatan Bayi di Kandungan
Laktasi atau menyusui bisa sangat menguras energi, terlebih jika ibu sedang hamil. Ini karena fisik dituntut mendapatkan nutrisi yang sangat tinggi, dan seringnya bisa menimbulkan risiko kesehatan untuk bayi yang belum lahir.
Baca Juga: Amanda Manopo Foto Seksi Lagi, Marshel Widianto dan Cesen Ribut
Risiko kesehatan ini seperti penurunan aliran darah ke plasenta, perkembangan bayi di kandungan lebih lambat, risiko berat lahir rendah bayi di kandungan, keguguran hingga risiko kematian janin.