Begini Bacaan Doa Minta Hujan, Beneran Bisa Atasi Polusi Udara?

Selasa, 15 Agustus 2023 | 11:55 WIB
Begini Bacaan Doa Minta Hujan, Beneran Bisa Atasi Polusi Udara?
Ilustrasi doa tahun baru Islam 2023. (Unsplash/Masjid MABA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polusi udara di wilayah Jabodetabek jadi pembicaraan hangat selama beberapa hari terakhir. Pemerintah menyatakan bahwa salah satu penyebabnya akibat puncak musim kemarau yang tengah terjadi. Oleh sebab itu, diperlukan adanya hujan untuk mengurangi polusi udara tersebut.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengatakan kalau cara cepat untuk mengurangi polusi udara di Jakarta dengan turunnya hujan.

Sadar tidak ada yang dapat memastikan kapan hujan turun, meski bisa saja dilakukan rekayasa cuaca, dia pun berseloroh meminta masyarakat untuk berdoa agar hujan turun.

Ilustrasi doa, baca surat yasin, tahlil (Freepik)
Ilustrasi doa, baca surat yasin, tahlil (Freepik)

"Boleh enggak kita berdoa bersama hujan turun? Kalau angin enggak terlalu berpengaruh," kata Sigit seperti ditayangkan dalam Youtube Kementerian LHK pada Minggu (13/8/2023).

Baca Juga: Rapat Terbatas, Jokowi Instruksikan Atasi Polusi Udara dengan WFH dan Rekayasa Cuaca

Diakuinya kalau hujan jadi cara paling instan untuk 'membilas' udara di Jakarta. Tetapi, itu hanya efek sementara. Sebab, permasalahan polusi udara sendiri sudah terjadi lama sehingga perlu cara lebih komplek.

Di sisi lain, dalam Islam memang diajarkan cara meminta hujan. Dikutip dari situs NU Online, Rasulullah pernah mengajarkan cara meminta hujan. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari diceritakan:

Dari Anas, ia berkata: “Seorang laki-laki berdiri, ia berkata: ‘Wahai Rasulullah binatang ternak telah mati (kehausan) dan jalanan telah retak-retak, maka berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami.” 

Kemudian Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berdoa: “Allahummas qinâ, Allahummas qinâ, Allahummas qinâ” (Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami).”

Anas berkata: “Demi Allah, kami tidak melihat awan mendung, gumpalan awan, dan sesuatu pun di langit, lalu muncullah awan mendung hitam dari belakang bukit Sala’ seperti lingkaran bergigi. Ketika awan hitam sampai di tengah dan menyebar, hujan turun sampai hari Jumat.

Baca Juga: Peneliti Sebut 57% Polusi Udara DKI Jakarta Disebabkan Transportasi BBM

Kemudian laki-laki (yang sama) berkata: “Wahai Rasulullah, harta benda telah hancur, dan jalanan terputus (karena banjir), maka berdoalah kepada Allah agar menghentikan hujan. 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat tangannya dan berdoa: “Allahumma hawâlaynâ wa lâ ‘alainâ” (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami, bukan azab atas kami)". Kemudian awan mendung (mendadak) hilang dari (langit) Madinah sehingga (hanya) mengelilinginya seperti mahkota)".

Dalam riwayat di atas, seorang laki-laki mengeluh kepada Rasulullah tentang banyaknya ternak yang mati dan memintanya untuk berdoa. Namun, ia hanya meminta diturunkannya hujan tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, seperti banjir dan lain sebagainya. 

Karena kekurangannya akan sesuatu, membuatnya fokus akan sesuatu itu saja, dalam hal ini adalah air hujan. Sehingga ketika bencana lain muncul akibat hujan yang tak kunjung reda, ia kembali meminta Rasulullah untuk berdoa. Dan dengan senang hati Rasulullah berdoa kepada Allah meminta hujan dihentikan.

Dari dua riwayat di atas, umat muslim diajarkan bahwa doa sebaiknya disertai dengan kesabaran, agar dapat memahami pentingnya keseimbangan dalam segala sesuatu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI