Jokowi Batuk Empat Minggu Gegara Polusi Udara, Dampaknya Bisa Mematikan!

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 15 Agustus 2023 | 11:21 WIB
Jokowi Batuk Empat Minggu Gegara Polusi Udara, Dampaknya Bisa Mematikan!
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi. [setkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan dikabarkan tengah mengalami batuk selama empat minggu berturut-turut. Bahkan kondisi Jokowi hingga kini masih belum sembuh.

Rupanya batuk yang dialami Jokowi merupakan dampak dari kualitas udara DKI Jakarta yang buruk yang disebabkan oleh polusi udara.

Kondisi itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno usai mengikuti rapat terbatas mengenai polusi udara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).

"Presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu beliau (Presiden Joko Widodo) belum pernah merasakan seperti ini," kata Sandiaga.

Baca Juga: Temani Gibran Rakabuming ke Pameran UMKM, Selvi Ananda Bikin Melongo Kenakan Tas Hermes Ratusan Juta

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan usai meresmikan sodetan Ciliwung, di Jakarta, Senin (31/7/2023). ANTARA/Desca Lidya Natalia
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan usai meresmikan sodetan Ciliwung, di Jakarta, Senin (31/7/2023). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Seperti dikutip dari situs orgasnisasi dunia polusi udara luar ruangan adalah masalah kesehatan lingkungan utama yang mempengaruhi semua orang di negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi.

Polusi udara ambien (luar ruangan) di kota dan pedesaan diperkirakan menyebabkan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia per tahun pada tahun 2019; kematian ini disebabkan oleh paparan partikel halus, yang menyebabkan penyakit kardiovaskular dan pernapasan, serta kanker.

WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2019, sekitar 37% kematian dini terkait polusi udara di luar ruangan disebabkan oleh penyakit jantung iskemik dan stroke, masing-masing 18% dan 23% kematian disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik dan infeksi saluran pernapasan bawah akut, dan 11% kematian disebabkan oleh kanker di dalam saluran pernapasan.

Orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah secara tidak proporsional mengalami beban polusi udara luar ruangan dengan 89% (dari 4,2 juta kematian dini) terjadi di area ini. Beban terbesar ditemukan di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat WHO. Perkiraan beban terbaru mencerminkan peran signifikan polusi udara dalam penyakit kardiovaskular dan kematian.

Baca Juga: Banjir Pujian, Selvi Ananda Dibilang Menantu Tercantik Presiden karena Video Make Up Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI