Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut terkena dampak dari buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya. Orang nomor satu di Indonesia itu rupanya sakit batuk selama empat minggu terakhir.
Kondisi itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno usai mengikuti rapat terbatas mengenai polusi udara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).
"Presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu beliau (Presiden Joko Widodo) belum pernah merasakan seperti ini," kata Sandiaga.
Menurut dokter Kepresidenan, batuk yang dialami Jokowi timbul karena adanya kontribusi dari udara yang tidak sehat serta kualitasnya buruk.
Baca Juga: Tips Hindari Si Kecil dari Batuk Dan Flu Berkepanjangan di Tengah Kualitas Udara Buruk
Pada dasarnya, udara menjadi bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Dikutip dari Klik Dokter, udara tidak hanya mengandung oksigen, tetapi juga 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon, 0,03% karbon dioksida, dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan hidrogen.
Komposisi tersebut merupakan standar udara normal yang dapat mendukung kehidupan manusia. Apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan atau perubahan komposisi tersebut, maka kondisi itu disebut dengan pencemaran atau polusi udara.
Paparan polusi udara memang bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas seperti batuk. Para peneliti dari Imperial College London dan University of Hull menemukan bahwa udara yang tercemar atau polutan dapat mengaktifkan protein reseptor (TRPA1) yang terletak pada permukaan ujung saraf di paru-paru. TRPA1 itu kemudian beralih pada saraf sensorik sehingga memicu refleks batuk.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari polusi udara:
- Cara terbaik untuk menjaga diri dari polusi dengan menghilangkan polutan dari udara, seperti menanam pohon atau tanaman di rumah.
- Hindari berolahraga di luar ruangan ketika kualitas udara sedang buruk.
- Bahan-bahan kimia tertentu yang merupakan polutan dan sumbernya berada dalam ruangan (bahan perekat, bahan pembersih, pestisida, dan lain sebagainya), sebaiknya diletakkan di dalam ruangan khusus yang berventilasi atau di luar ruang kerja.
- Untuk ruangan yang menggunakan karpet untuk pelapis dinding atau lantai, bersihkan secara rutin dengan penyedot debu.
- Jangan menyalakan AC secara terus-menerus. AC perlu dimatikan supaya kuman tidak berkembang biak di tempat lembap. Ketika AC mati, jendela perlu dibuka lebar-lebar agar sinar matahari masuk ke dalam ruangan, karena panas matahari akan membunuh sebagian besar kuman.
Baca Juga: Seorang Pria Tewas Usai Batuk Darah di Pisangan Baru, Polisi: Punya Riwayat Sakit