Suara.com - Nama konglomerat Jusuf Hamka selalu dikaitkan sebagai sosok inspiratif yang bisa memotivasi seseorang untuk lebih sukses. Bagaimana tidak, berkat kerja kerasnya, pengusaha Tionghoa tersebut kini sudah memiliki enam jalan tol di Indonesia dengan penghasilan fantastis.
Baru-baru ini, Jusuf Hamka mengungkap bagaimana prinsip hidup orang Tionghoa yang masih ia pegang. Mungkin hal tersebut jugalah yang menjadi kunci kesuksesannya sampai saat ini, hingga disebut sebagai seorang crazy rich.
Menurut pria mualaf tersebut, jika dirinya diajarkan untuk tidak boleh miskin dari anak-anaknya sendiri. Hal tersebut kata dia bisa menghilangkan wibawa sebagai orangtua.
'Lu nggak boleh lebih miskin dari anak-anak lu. Itu kami diajarkan karena wibawa lu nggak akan ada nanti kalau lu sampe minta duit dari anak lu," jelasnya dalam podcast bersama Denny Sumargo yang Suara.com kutip dari Instagram Bundsthetic, Jumat (11/8/2023).
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Anak Diperkenalkan pada Skincare? Ini 6 Tips untuk Orangtua
Sayangnya, lanjut Jusuf Hamka pola pikir ini justru terbalik dengan yang dimiliki oleh orangtua pribumi. Pasalnya, mereka justru ingin anak-anak mereka lebih sukses dari mereka, agar bisa menggantungkan masa tua mereka kelak.
"Tapi kadangkala kalau orang-orang kita terutama masyarakat Indonesia, kepada anak-anaknya dia selalu bilang, nak, dari kecil, nanti kalau udah gede jadi menteri ya jadi gubernur ya, biar bapak sama ibu bisa ikut kamu bahagia," ucapnya mencontohkan.
Menurut Jusuf Hamka, pola pikir berbeda inilah yang membedakan orang Tionghoa dan orang pribumi, yang cenderung menggantungkan hidupnya kepada anaknya .
"Kalau orang tionghoa dia prinsipmya nggak mau menggantungkan hidup dari anaknya," tutupnya.
Prinsip yang diungkap Jusuf Hamka itu pun mendapatkan banyak tanggapan dari netizen. Ada yang tak setuju, namun banyak pula yang paham akan maksudnya, agar orangtua bisa lebih mandiri di usia tua hingga tak menciptakan generasi sandwich.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia untuk Rawat Kerukunan Indonesia
Generasi sandwich sendiri adalah mereka yang punya peran ganda dalam urusan keuangan karena harus membiayai tiga generasi yaitu dirinya sendiri, orang tua, dan anak.
Posisi mereka diibaratkan isian roti lapis yang harus menanggung beban kedua lapis “roti” atau generasi yang ada di atas (orang tua) dan di bawah (anak).
"Maksud bapak ini.. supaya orangtua tetap mandiri secara finansial walau. Udah uzur. Ga nyusahin anak..dan ga bikin anaknya jadi generasi sandwich," ujar @mamixxxx.
"Tapi prinsip ini bagus kok kebanyakan prinsip orang tua di indo tuh mau Liat anaknya sukses karena gak mau anaknya menderita, tapi lebih tepatnya kebanyakan ortu di indo punya prinsip anak itu aset masa depan orang tua (BIARPUN GAK SEMUA ORTU YA TAPI KEBANYAKAN BEGITU)," ucap @mpuexxx.
"Kalimat kasarnya gini."nak tolong kami untuk mendapatkan kehidupan yg gak bisa kami dapatkan, supaya kami bisa bergantung menikmati hasil perjuanganmu," tambah @zhovxxxx.
"Ehiyaaa benerrr. Laki gue menganut ni. Jangan sampe dihari tua nanti kite bergantung atau ngerepotin anak. Kalo anak sukses ya biarin aja buat kebahagiaan dia. Karena jadi sandwich generation emang gak enake," tulis @ellyxxxxx.