Suara.com - Masih dalam rangka Pekan ASI Sedunia 2023, Tasya Kamila membagikan cara menyapih yang kerap jadi tantangan untuk para ibu, padahal anak sudah berusia 2 tahun lebih.
Menyapih adalah proses anak melepaskan diri dari kebiasaan menyusui dari payudara ibu. Proses ini cenderung tidak mudah, apalagi anak yang terbiasa diberikan ASI (air susu ibu) langsung dari payudara.
Hal ini diakui Tasya, yang bercerita anak pertamanya Arrasya Wardhana Bachtiar yang sempat tantrum, karena khawatir sudah tidak lagi diberikan ASI dari ibunya jika sudah menginjak usia 2 tahun.
"Di sela-sela sampai tantrum dan itu wajar, namanya juga ada perubahan yang namanya anak-anak perubahan ada penolakan dulu," ujar Tasya dalam acara ulang tahun Mothercare ke-18 sekaligus merayakan Pekan ASI Sedunia, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Berikut ini tips menyapih anak 2 tahun ala Tasya Kamila yang bisa ditiru:
1. Persiapkan Hati Ibu
Banyak ibu takut dan sedih, khususnya ibu baru menganggap berhenti menyusui berarti tidak bisa lagi bertatapan dengan anak saat proses pemberian ASI. Hasilnya banyak ibu yang tidak tega menyapih anak bahkan anak sudah lebih dari 2 tahun sekalipun.
"Jangan berpikiran kayak gitu, karena sampai kapanpun kita punya bonding spesial. Apalagi bond yang sudah terbentuk dari masa kandungan sampai menyusui, itu adalah bond yang paling erat, cinta kasih kita tercurahkan untuk anak kita," ungkap Tasya.
2. Siap Hadapi Tantrum Anak
Baca Juga: Anaknya Berhenti Sekolah di AS, Tasya Kamila Bandingkan dengan Guru di Jakarta
Setelah ibu siap dan sedikit 'tega', maka kan lebih mudah bertindak tegas bahkan saat anak tantrum sekalipun ingin menyusui langsung dari payudara. Anggap tantrum sebagai hal yang wajar anak saat mengalami perubahan dalam rutinitasnya, tapi yang terpenting orangtua lebih dulu mengedukasi anak.
3. Edukasi Anak
Mantan penyanyi cilik itu mengingatkan pentingnya anak harus diberitahu jauh-jauh hari. Seperti misalnya 6 bulan atau 3 bulan sebelum usia 2 tahun, anak diberitahu ia harus berhenti menyusui dari payudara jika umurnya sudah cukup. Beritahu alasan kenapa mereka tidak perlu lagi disusui.
"Aku bilang dulu ke Arrasya, begitu umur 2 tahun begitu tiup lilin selesai nenennya karena arassya sudah big boy. Kalau mau tumbuh kuat makannya yang good boy, enggak nenen lagi. Jadi itu dikomunikasikan terus," jelas Tasya.
4. Gunakan Metode Gentle Weaning
Alih-alih menggunakan teknik mengolesi payudara dengan brotowali atau buah yang pahit, atau bahkan payudara dibuat kemerahan, Tasya lebih pilih metode gentle weaning atau weaning with love, yaitu menyapih tanpa harus mengabaikan kebutuhan anak untuk dekat dengan ibunya.
"Jadi aku lebih gentle winning, walaupun waktunya lebih panjang. Tapi aku sudah persiapkan kayak dari 6 bulan sebelum menyapih sudah mulai dikomunikasikan ke anaknya," jelas Tasya.
Beritahu jika berhenti menyusui, anak tetap bakal bisa dekat dengan ibunya. Bahkan bisa tetap berpelukan di malam hari, sehingga anak tidak merasa kehilangan ibunya meski aktivitas menyusui sudah selesai.
5. Kurangi Frekuensi Menyusui
Jika sebelumnya menyusui pagi, siang dan malam. Jumlah menyusui ini sudah bisa mulai dikurangi, sehingga bisa di siang hari dan malam hari saja, atau bahkan malam harinya saja.'
"Dari mulai pagi, siang, malam, jadi mungkin siang dan malam. Sampai akhirnya aku hanya menyusui di malam hari," papar Tasya.
6. Alihkan Keinginan Anak
Frekuensi menyusui anak sudah dikurangi, tapi sayangnya anak malah bertanya dan muncul keinginan untuk menyusui dari payudara. Bisa coba alihkan keinginan anak, dengan bermain atau melakukan kegiatan lain seperti jajan snack. Tasya jika tipe ibu yang tidak pernah menggunakan kata tidak boleh.
"Aku enggak bilang, enggak. Tapi aku bilang, oke tapi kita main dulu, atau oke kita snack dulu nanti dia lupa sendiri," cerita Tasya.
"Kalau malam hari paling challenging, bisa digantikan kegiatan lain, aku sih nyanyi bareng sambil berpelukan, tetap dialihkan dan di support, kita pelukan aja sama mama sampai bobo ya, peluk dulu sama Arrasya," sambung Tasya.