Panji Petualang Sakit Diabetes Sampai Harus Minum Obat Seumur Hidup, Menurut Dokter Penyakit Dalam Gimana?

Jum'at, 11 Agustus 2023 | 15:22 WIB
Panji Petualang Sakit Diabetes Sampai Harus Minum Obat Seumur Hidup, Menurut Dokter Penyakit Dalam Gimana?
Panji Petualang di kawasan Kapten P. Tendean, Jakarta Selaran pada Jumat (11/8/2023). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sang Penakluk, Panji Petualang kini harus hidup dengan diabetes seumur hidup akibat gula darah tubuhnya melonjak terus menerus. Bahkan lelaki bernama lengkap Muhammad Panji ini disebut harus minum obat diabetes seumur hidup, benarkah?

Lama tidak terlihat, kondisi lelaki penakluk King Kobra kini terlihat kurus dan pucat. Kondisi ini terjadi karena Panji sempat memiliki lonjakan gula darah mencapai 500 miligram per desiliter, dan setelah dilakukan pengobatan diabetes turun menjadi 292 miligram per desiliter.

Penurunan angka gula darah ini masih masuk kategori tinggi karena kadar gula darah normal orang dewasa sebelum makan berkisar 70 hingga 120 miligram per desiliter. Sedangkan setelah makan, gula darah bisa melonjak tapi tidak lebih dari 140 miligram per desiliter setelah 2 jam.

"Kalau dalam medis pengobatan penyakit gula tuh seumur hidup. Dia penyakit kronis, yang ditakutkan bukan gulanya tapi komplikasi ke organ sekitar," ujar Dokter Hafiz yang merawat Panji di kanal YouTube Panji Petualang, dikutip suara.com, Jumat (11/8/2023).

Baca Juga: Gula Darah Tinggi, Panji Petualang Kini Harus Minum Obat Seumur Hidup

Selain itu Dokter Hafiz juga menyarankan lelaki kelahiran suku sunda itu untuk mengonsumsi insulin agar gula darah itu bisa diserap tubuh dan diubah menjadi energi. Ini karena insulin bekerja seumpama 'kunci' untuk membuka pintu agar gula darah bisa diterima tubuh dengan baik.

"Paling umum dan ampuh sih insulin cuman memang tidak nyaman karena disuntikan kan," jelas Dokter Hafiz.

Adapun umumnya orang dengan diabetes perlu mengonsumsi insulin, karena insulin alami yang dihasilkan tubuh tidak lagi mencukupi untuk mengelola gula darah di tubuh sangat tinggi.

Beberapa waktu lalu dalam wawancara khusus bersama Suara.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Dicky Thapary, Ph.D, Sp.PD mengingatkan diabetes remisi atau diebetes bisa sembuh dan lepas obat, selama kondisi sudah diobati sejak tahap awal, yaitu saat pankreas belum rusak atau kondisi hanya gula darahnya saja yang naik, kesembuhan pasien diabetes adalah keniscayaan.

Ilustrask gula darah tinggi pada penderita diabetes (freepik)
Ilustrask gula darah tinggi pada penderita diabetes (freepik)

"Ada juga pasien-pasien baru ketahuan umur 30, gula darah tinggi, dokter kasih insulin di awal sampai gula darahnya bagus, setelah bagus dia mulai gaya hidup sehat," ujar dr. Dicky di Jakarta, Rabu 5 April 2023.

Baca Juga: Biodata Sekaligus Keyakinan Panji Petualang, Si Penakluk Ular yang Tubuhnya Semakin Kurus Setelah Sakit Ini

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa di dalam darah. Kondisi ini juga sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing manis.

Tapi menurut Staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Penyakit Dalam, FKUI-RSCM itu menerapkan gaya hidup sehat bukanlah perkara mudah. Karena butuh waktu hingga berbulan-bulan, seperti membiasakan diri olahraga, konsumsi makanan tinggi serat, dan batasi asupan gula berlebih.

"Saya minta hari ini olahraga 30 menit seminggu tiap hari kan nggak gampang, perlu waktu. Kadang 3 hingga 6 bulan olahraganya bagus, berat badan diatur dan turun," papar dr. Dicky.

Setelah diperiksa kadar gula dalam darahnya baik dan normal secara konsisten, barulah dokter akan melepas terapi insulin yang diberikan. Ini karena dokter menilai, tanpa terapi insulin beban kerja pankreas tidak terlalu berat, karena mampu memproduksi insulin alami secukupnya mengubah gula darah menjadi energi.

"Saya ada beberapa pasien yang lepas insulin nggak ada masalah. Tapi kuncinya sedini mungkin, supaya cadangan pankreasnya masih cukup jadi nggak perlu pakai obat," tutup dr. Dicky.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI