Suara.com - Jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Survei terbaru sari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) 2023 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta.
Meski demikian, masyarakat Indonesia masih membutuhkan peningkatan kompetensi digital. Ini penting agar masyarakat tak hanya sekadar mengoperasikan gadget tapi mampu menyeleksi informasi, memahami etika serta budaya digital dan melindungi diri dari kejahatan dunia maya.
Khususnya bagi orangtua dengan anak-anak beranjak remaja kini cenderung kecanduan main game online.
"Berbagai faktor menyebabkan anak kecanduan game online seperti aksesibilitas yang mudah, dukungan sosial dalam game, banyaknya waktu luang yang dimiliki, serta fitur yang merangsang keterlibatan terus mendorong fenomena ini," ungkap Core Team Youth Network UNICEF Indonesia, Firman Gani saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Senin (7/8/2023) dalam keterangannya baru-baru ini.
Baca Juga: Motor Dibegal, Polisi Buru Pengeroyok Anak SMP di Tanjung Priok usai Dijebak Kenalan Gadis di FB
Adapun rentang usia masyarakat Indonesia yang kecanduan game online antara lain untuk anak-anak usia nol hingga 18 tahun sebesar 46,2 persen. Sementara anak muda usia 18-25 tahun sebesar 38,5 persen dan di atas 25 tahun sebesar 15,3 persen menurut data BPS pada 2023.
Dengan fakta ini, diketahui anak-anak dan remaja memang mendominasi dengan bahaya kecanduan bisa mengganggu mentalnya, penurunan kesehatan fisik, pemborosan waktu dan berpengaruh pada prestasi di sekolah.
Dampak lainnya termasuk konflik dalam hubungan dan kehilangan identitas, perilaku agresif dan anti-sosial, dan lainnya. Untuk itu anak perlu dikenalkan penggunaan game online yang bijak dengan pemilihan waktu, game yang sesuai usia, durasi waktunya, serta tetap harus menjaga kesehatan fisiknya.
"Anak-anak bisa diperkenalkan lagi dengan banyak ya permainan tradisional di tengah maraknya game online," ungkap Dosen Universitas Bali Internasional, Komang Tri Werthi di kesempatan yang sama.
Hal ini memang menjadi tantangan bagi orangtua karena kemudahan akses internet. Bahkan saat ini anak-anak lebih pintar dari orang tuanya dalam memakai teknologi, sehingga orang tua perlu mempelajari mengimbangi pengetahuan anak.
Baca Juga: Anak Pimpinan DPRD Sulsel yang Ugal-ugalan Berakhir Sanksi Tilang Rp1Juta
Narasumber selanjutnya, Treasurer Member ACSB Indonesia Regional Jawa Timur, E Rizky Wulandari menyarankan agar orangtua membatasi durasi anak bermain game online. "Hindari bermain larut malam, tetapkan prioritas sehari-hari dan kenali tanda-tanda apakah anak sudah kecanduan game online," sebutnya.
Untuk itu ada berbagai cara yang bisa dilakukan orangtua dengan menyibukan diri dengan kehidupan nyata dan menemukan kegiatan alternatif untuk anak. Gunakan juga fitur pengaturan waktu dan buat komunikasi yang terbuka antara anak dan orangtua agar anak pun bisa dipahamkan tentang bahaya game online.