Suara.com - Prilly Latuconsina tampil memukau meramaikan Jember Fashion Carnaval (JFC) menggunakan kostum yang terbuat dari sampah sedotan bekas, membuatnya menjelma bagaikan Sang Dewi.
Momen pemain film Kukira Kau Rumah ini tampil mempesona dibagikan di akun Instagram pribadinya, dilihat suara.com, Rabu (9/8/2023). Ia menggunakan busana dengan tema monokrom yakni hitam putih.
Busana yang dikenakan Prilly ini pada dasarnya adalah sebuah gaun hitam untuk acara malam, tapi dilengkapi dengan aksesoris terbuat dari sedotan yang menyerupai seperti kerah berukuran besar di lehernya.
"Senang sekali bisa terlibat dalam acara ini mewakili Generasi Peduli Bumi memakai kostum karya anak bangsa yang membuat banyak sekali fashion item menggunakan barang bekas dan sampah plastik dengan konsep UCYCLE. Salah satunya yang aku pakai ini, sedotan bekas yang disulap menjadi kostum yang cantik," ungkap Prilly lewat unggahan pribadinya.
Tidak hanya itu ornamen dari sedotan yang diwarnai gradasi hitam putih ini juga melingkari pinggang rampingnya, sehingga mengesankan Prilly bak Sang Dewi ditambah dengan aksesoris di bagian telinganya yang sederhana.
Selain itu saat berjalan Prilly juga diiringi kendaraan yang terlihat seperti singgasana tempat Sang Dewi berdiam diri, yang semuanya terbuat dari sedotan bekas.
Menariknya, ternyata gaun dan busana ini melibatkan sentuhan tangan Makeup Artist (MUA) kondang, Bubah Alfian yang berkolaborasi dengan komunitas tempat Prilly bernaung, yakni Generasi Peduli Bumi.
"Saya waktu makeupin Prilly dia cerita punya komunitas pecinta lingkungan yakni Generasi Peduli Bumi. Kita dari Naranaya bersama Syarif ini desainer yang membuat produk-produk fashion dari barang bekas," ungkap Bubah Alfian di tengah kegiatannya merancang kostum untuk Prilly.
Baca Juga: Yuki Kato Curi Atensi Makan Telur Gulung di Jember Fashion Carnaval: Random Ini Anak
Sementara itu Jember Fashion Carnaval adalah sebuah acara karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Acara ini pertama kali digelar pada 2003, dan punya keterkaitan erat dengan sosok Dynand Fariz sebagai guru di Sekolah Mode ESMOD Jakarta. Kegiatan ini rutin digelar dengan kisaran waktu Juli hingga Agustus setiap tahunnya.