Suara.com - Proses persalinan bukanlah sebuah hal yang mudah dilalui bagi seorang ibu. Hal ini karena melahirkan sendiri memiliki risiko besar bagi para ibu, termasuk bertaruh nyawa.
Namun, tantangan bagi para ibu tidak hanya sampai di sana. Pasalnya, setelah melahirkan juga masih banyak tantangan yang dialami seorang ibu. Hal ini karena banyak ibu yang nyatanya alami depresi pasca melahirkan. Apalagi, jika memang kehamilan tersebut tidak diinginkan.
Sekjen PB IDI sekaligus Dokter Spesialis Obstetri and Ginekologi, Dr Ulul Albab, SpOG mengatakan, angka kehamilan di Indonesia cukup besar yakni sekitar 17,5 persen. Akibat dari hal tersebut, banyak ibu yang alami depresi postpartum usai melahirkan.
“Sekitar 17,5 persen ada kehamilan tidak dikehendaki, hal ini menyebabkan ibu alami depresi postpartum. Bahkan, Di Indonesia angka kejadian bisa mencapai 50 sampai 70 persen pada wanita pasca persalinan,” ucap Dr Ulul Albab, dalam media briefing secara daring, Kamis (3/8/2023).
Baca Juga: Istri Tak Mau Diajak Susah, Suami di Bekasi Depresi hingga Gantung Diri di Tangga Kantor
Depresi postpartum ini tidak bisa dianggap remeh, Pasalnya, depresi ini akan membuat gangguan suasana hati yang menyebabkan para ibu depresi. Bahkan, kejadiannya bisa berlangsung cukup lama hingga 2-6 minggu pasca melahirkan.
Psikolog Klinis, Nuran Abdat, M.Psi menjelaskan kondisi depresi postpartum ini memang mirip seperti baby blues. Namun, ini lebih parah karena kondisi lanjutan dari baby blues itu.
“Kondisi depresi postpartum ini mirip dengan baby blues, tapi kondisi lanjutan jadi lebih parah. Biasanya depresi postpartum akan berlangsung lebih lama dengan gejala yang berbeda dan lebih parah,” jelas Nuran.
Kondisi baby blues
Untuk baby blues, kemungkinan ibu akan mengalami berbagai masalah seperti perubahan emosi, sedih, mudah lupa, gampang tersinggung, sering menangis, gangguan tidur, hingga alami kecemasan.
Baca Juga: 5 Alasan Wanita Lebih Rentan Mengalami Depresi Dibandingkan Pria
Kondisi depresi postpartum
Sementara untuk depresi postpartum, ibu berisiko alami berbagai hal di antaranya sebagai berikut.
- Depresi postpartum bisa muncul saat ibu masih hamil.
- Durasinya cukup lama karena bisa berlangsung 2 minggu sampai 1 bulan. Bahkan, untuk kasus parah, ibu bisa alami depresi postpartum hingga 1 tahun.
- Perasaan sedih dan putus asa berlebihan hingga perubahan suasana hati secara ekstrem.
- Tidak memiliki harapan.
- Tidak merasa berguna dan penurunan harga diri.
- Cemas berlebihan.
- Gangguan pola makan.
- Mudah marah dan meledak-ledak.
- Rasa lelah berlebihan hingga malas beraktivitas sepanjang waktu.
- Sulit membangun ikatan pada bayi.
- Ada keinginan menyakiti diri sendiri atau bayi.
- Adanya rasa ingin bunuh diri atau bayinya sendiri.
Tidak hanya pada ibu, kondisi depresi postpartum ini juga bisa memengaruhi bayi. Jika ibu alami depresi postpartum, bayi memiliki kemungkinan alami masalah seperti keterlambatan kemampuan kognitif, psikologi, neurologi, dan motoriknya. Mereka juga sering rewel sebab kurangnya perhatian dari ibu.
Pencegahan
Sebab kondisi bahaya tersebut, Nuran menyarankan untuk adanya pencegah agar mencegah gejala yang berbahaya itu. Nuran menjelaskan, terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah ibu alami depresi postpartum, di antaranya sebagai berikut.
- Mengedukasi diri mengenai kondisi psikologis dan fisiologis saat hamil. Penting juga untuk ketahui upaya menempatkan rasa stres dengan bijak.
- Melatih relaksasi dengan latihan pernapasan serta meditasi. Ini akan membantu menempatkan pikiran emosi dengan baik.
- Jalin komunikasi dan kegiatan bersama pasangan dengan baik.
- Turut serta dalam kelompok dukungan ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan di masa kehamilan dan pasca melahirkan.