Suara.com - Aksi tidak beradab dilakukan Walikota Huehuetan, kota negara bagian Chiapas, Meksiko yang menyewa penari telanjang untuk perayaan Hari Ayah, mendapat kecaman di media sosial.
Bagi warga Huehuetan, perayaan Hari Ayah tahun ini mungkin bakal sulit dilupakan, karena Walikota Manuel Angel Villalobos punya ide gula dengan menawarkan warga kotanya menikmati pertunjukan telanjang cabul.
Bahkan acara ini dipromosikan tepat sehari sebelum perayaan Hari Ayah menggunakan proster, untuk mengundang lelaki Huehuetan ke auditorium terdekat pada 17 Juni, dengan dalih ada pertunjukan, kejutan dan hadiah yang menanti.
Dalam poster itu juga disebutkan, pesta tersebut tidak ada anak-anak, dan tidak ada perempuan yang diundang.
Selanjutnya foto dan video perayaan Hari Ayah ini menunjukan kerumunan lelaki yang bersemangat mendapat peralatan elektronik sebagai hadiah, musik tradisional dan tiga perempuan berpakaian mini siap memberikan pertunjukan tidak terlupakan.
Gadis-gadis ini jadi pusat perhatian para lelaki. Bahkan lelaki yang lebih berani naik ke atas panggung, berbaring, dan membuat para gadis tersebut menari di atas mereka.
Menurut pemberitaan di Meksiko, beberapa perempuan mengabaikan arahan sang Walikota, dan pilih datang ke acara tersebut beserta anak-anak mereka. Tetapi banyak dari mereka yang pilih meninggalkan auditorium beberapa saat setelah pertunjukan strip dimulai.
Hasilnya Walikota Villalobos ini mendapat kecaman dan kritikan, atas penampilan penari telanjang, yang menjurus ke arah aktivitas seksual.
"Kami sangat mengutuk, bahwa selama acara Hari Ayah yang disponsori oleh Dewan Kota Huehuetán dan DIF Kotamadya, pertunjukan penari dengan pose dan tarian yang menjurus ke arah seksual diselenggarakan,” kata kelompok feminis Chiapas, 50+1 mengutip Odditycentral, Rabu (2/8/2023).
Baca Juga: Nyesek, Anak 19 Tahun Penumpang Kapal Selam Titanic Takut Naik Tapi Terpaksa Ikut Demi Hari Ayah
Kelompok feminis ini mengingatkan bahwa peringatan Hari Ayah digelar untuk mengingatkan pentingnya sosok ayah dalam keluarga, bukan malah memperkuat perilaku stereotip gender dan menjadikan perempuan sebagai objek.