Degayu: Kisah Masyarakat Pesisir Pekalongan Melawan Krisis Iklim

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 01 Agustus 2023 | 08:59 WIB
Degayu: Kisah Masyarakat Pesisir Pekalongan Melawan Krisis Iklim
Degayu. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Climate Reality Indonesia baru-baru ini meluncurkan film dokumenter terbaru, tentang komunitas pesisir yang terdampak banjir rob selama beberapa tahun terakhir ini di kelurahan Degayu, Pekalongan, yang telah bertahun-tahun berhadapan dengan dampak krisis iklim

Acara Film Premiere and Discussion Degayu: Against the Shore  ini terselenggarakan pada tanggal 30 Juli 2023, pukul 14.00-17.30 WIB, bertempat di Gedung Planetarium, Kineforum – Studio Asrul Sani, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Degayu: Against the Shore diproduksi dan dipublikasi oleh ClimArt, salah satu gerakan pemuda dari Youth Climate Reality Leaders, untuk mengkreasikan medium bergeraknya inisiatif solusi dan aksi krisis iklim, melalui karya seni yang diyakini memiliki kekuatan untuk lebih menyentuh sanubari masyarakat terutama para pemuda.

Degayu. (Dok: Istimewa)
Degayu. (Dok: Istimewa)

Melalui karya ini, ClimArt mengusung kampanye #AgainstTheShore, bertujuan untuk membangun aksi kolaboratif demi menemukan solusi dan inovasi kreatif bagi wilayah terdampak krisis iklim. Fokus utama film ini terletak pada banjir rob yang kini tengah mengancam wilayah pesisir jalur Pantai Utara Jawa Tengah, dan berpotensi tenggelam seperti yang diprediksi sejumlah ahli akan dihadapi Kota Pekalongan. Kondisi ini sebelumnya telah dialami desa Simonet dan kini melanda kelurahan Degayu.

Baca Juga: Minta Pemerintah Prioritaskan Krisis Iklim, Para Aktivis Gelar Demo di Patung Kuda

Produksi film ini bermitra dengan Mercy Corps Indonesia, Adaptation Fund, Kemitraan Partnership, dan Kelurahan Degayu. Film ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak banjir rob sebagai salah satu konsekuensi dari krisis iklim serta menunjukkan upaya dan solusi yang diperjuangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Film "Degayu : Against the Shore" dibuat dengan konsep expository dan poetic documentary dimana dipaparkan fakta lapangan yang diselingi oleh sentimen tentang hubungan manusia dengan krisis yang dihadapi. Mengiringi film ini terdapat lagu ciptaan pemuda lokal dari Pekalongan yang menggunakan dokumentasi film sebagai musik videonya. 

Peluncuran Degayu: Against The Shore dilanjutkan dangan Bedah Film dan diskusi bersama sutradara dan penulis naskah. Ahsania AR Aghnetta yang juga merupakan Youth Coordinator dari ClimArt, didampingi Arifah Handayani selaku executive producer yang sekaligus Community Action Manager dari Climate Reality Indonesia. Hadir pada diskusi ini salah satu tokoh film yang memerankan dirinya sendiri, Arif Ganda Purnama, beliau adalah Governance Specialist dari Mercy Corps Indonesia, di Pekalongan.  Juga hadir Yani Saloh, aktivis lingkungan dan pemerhati seni, anggota Strategy Team dari Climate Reality Indonesia.

“Momen ini menjadi bersejarah bagi kami, karena bahasan krisis iklim yang seringnya dibawakan pada forum akademisi dan pemerintahan yang cenderung saintifik, serius dan formal, sekarang dapat dilihat dan diperhatikan para pegiat seni. “ menurut Ahsania AR Aghnetta, sutradara film dokumenter ini.  Aghnetta juga berharap film ini dapat menjadi jembatan untuk lebih banyak orang bisa bergabung dan ikut mengambil peran dalam menyuarakan kegelisahan atas krisis iklim melalui hal yang mereka minati.

Acara Film Premiere and Discussion, Degayu: Against The Shore yang dibuka oleh Direktur Climate Reality Indonesia, Amanda Katili, PhD ini membuka ruang diskusi bagi aktivis, sineas, dan para pelaku di industry kreatif tentang cara terbaik untuk berkontribusi membantu mencarikan solusi bagi komunitas pesisir yang terdampak secara multi sektor.

Baca Juga: 1200 Cendekiawan Muda Diskusi Dampak Kolonialisme Terhadap Budaya dan Kaitannya Dengan Krisis Iklim, Apa Hubungannya?

Diskusi ini juga menggarisbawahi peran para sineas yang sejatinya lebih mampu menyuarakan kisah-kisah yang jarang terdengar dari krisis iklim, kepada dunia. Film premier ini dibagi ke dalam tiga kegiatan utama: screening film; bedah Film; dan diskusi interaktif terkait call-to-action untuk desa terdampak banijr rob. Acara terbuka untuk komunitas, pegiat, aktivis, pemerhati krisis iklim, pelajar, masyarakat yang berjejaring dengan Climate Reality Indonesia, dan Kineforum Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Besar harapan penyelenggara kegiatan ini dapat menjadi media berjejaring untuk membangun aksi kolaborasi yang menghasilkan solusi.

“Film ini bisa menjadi inspirasi untuk anak muda yang bingung harus melakukan apa agar bisa kontribusi di aksi perubahan iklim. Kadang kita punya semangatnya, tapi nggak tahu harus mulai dari mana. Karena menonton film ini saya jadi terinspirasi untuk mengulik hobi apa yang bisa dipakai untuk jadi saluran aksi bagi bumi.” ujar Melisa, siswa sekolah menengah Jakarta yang hadir untuk menyaksikan film dokumenter ini. Harapannya, peluncuran film documenter #AgainstTheShore ini dapat menggerakan sanubari para penonton serta masyarakat umum untuk ikut menjadi bagian dari solusi terhadap isu krisis iklim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI