"Jaringannya melibatkan area puteman dan insula yang hampir mirip dengan jaringan yang aktif saat ada gairah, perasaan romantis, dan cinta," jelas ahli neurologi dan kepala penelitian, Profesor Semi Zeki.
Berdasarkan penjelasan di atas, berarti jaringan di otak yang mempengaruhi rasa benci sama dengan jaringan yang mempengaruhi rasa cinta. Meski cinta dan benci di dua kutub berlawanan, secara fisiologis keduanya saling berkaitan.
Ketika seseorang menatap orang yang dibenci, otaknya dipindai akan menunjukkan hanya sebagian kecil korteks serebral yang nonaktif. Namun saat mereka menatap orang yang dicinta, sebagian besar area korteks serebral yang nonaktif. Ini menjelaskan mengapa saat sudah jatuh cinta, kita akan mudah kehilangan akal sehat.
Ketika kekasih telah menjadi mantan, Anda dapat sangat membencinya karena lebih kritis dalam menilai sosoknya, seperti mencari-cari kekurangannya. Lunturnya rasa cinta membuat kita jadi lebih kritis menilai karena sebagai besar area korteks serebral pada otak akan kembali aktif.